Table of Contents

Proposal Penelitian Analisis Merkuri Pada Produk Krim Pemutih Wajah Menggunakan AAS

Latar Belakang

Kosmetik merupakan kebutuhan penting bagi manusia pada saat ini. Selain untuk bertujuan sebagai pembersih dan perawatan kulit, kosmetik juga digunakan untuk mengubah penampilan dan meningkatkan daya tarik tanpa mempengaruhi fungsi tubuh. Tidak sedikit wanita di Indonesia yang melakukan perawatan kulit dengan cara yang instan yaitu dengan menggunakan produk krim pemutih wajah. Krim pemutih sendiri merupakan produk dari campuran bahan kimia atau bahan lainnya dengan khasiat bisa memutihkan kulit dan menyamarkan noda hitam pada kulit. Namun, tidak sedikit produk krim pemutih wajah yang beredar secara luas di Indonesia menggunakan bahan yang aman. Tentunya bahan krim pemutih wajah ini diformulasikan dengan bahan aktif yang bisa saja berbahaya pada kulit. Produk krim pemutih wajah dapat mengandung bahan-bahan logam berat yang berbahaya, salah satunya adalah merkuri. Produk krim pemutih wajah yang mengandung merkuri pada awalnya dapat membuat kulit tampak putih dan sehat. Namun, pada penggunaan jangka lama akan membuat kulit menghitam serta keluar jerawat parah hingga semakin lama akan menyebabkan kanker kulit.

Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor 17 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika bahwa jenis cemaran merkuri (Hg) tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L (1 bpj). Keputusan pemerintah Indonesia dalam membatasi penggunaan bahan aktif tersebut karena krim pemutih yang mengandung merkuri dapat menimbulkan toksisitas terhadap organ-organ tubuh.

Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui kandungan merkuri pada krim pemutih wajah yang tidak teregistrasi oleh BPOM
  2. Untuk mengetahui kadar kandungan logam merkuri pada krim pemutih wajah yang tidak teregistrasi oleh BPOM dengan instrumen AAS.

Manfaat Penelitian

  1. Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan bagi mahasiswa/i dan masyarakat tentang senyawa atau bahan kimia yang ada dalam sediaan krim wajah serta metode analisis kadar kandungan bahan aktif terutama merkuri pada produk krim wajah.
  2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang bahaya senyawa merkuri terhadap kesehatan.
  3. Memberikan informasi dan bahan masukan kepada masyarakat khususnya kaum wanita agar lebih berhati-hati dalam memilih kosmetik terutama krim wajah.
  4. Menambah pengetahuan bagi penulis maupun mahasiswa yang lain tentang kosmetika pemutih wajah.

Keutamaan Penelitian

Keutamaan dalam penelitian ini adalah mengetahui kandungan dan kadar logam merkuri pada krim pemutih wajah yang akan di analisis secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan AAS.

Alat dan Bahan

Alat

Spektrofotometer Serapan Atom, Uap Pendingin PinAAcle 900F, timbangan analitik, gelas kimia, labu erlenmeyer, labu ukur, pipet volume, batang pengaduk, corong, waterbath dan kertas saring.

Bahan

Asam nitrat, asam klorida, kalium iodide 0,5N, akuades, merkuri (Hg), 5 sampel krim pemutih.

Prosedur Kerja

A. Pengambilan Sampel

Sampel penelitian yang diambil adalah krim pemutih wajah tidak terdaftar yang beredar di Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan kriteria krim pemutih wajah, yang paling banyak diminati dan tidak terdaftar.

B. Analisis Kualitatif

Pembuatan Larutan Aqua Regia

HCl Pekat diambil sebanyak 75 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan dengan HNO3 Pekat sebanyak 25 mL perbandingan volume 3:1.

Pembuatan Larutan Uji

Ditimbang dengan teliti sebanyak 2 g sampel. Ditambahkan air sebanyak 25 mL, setelah itu ditambahkan dengan campuran 10 mL larutan asam klorida dan asam nitrat, lalu diuapkan sampai hampir kering. Pada sisa penguapan ditambahkan akuades sebanyak 10 mL. Lalu dipanaskan sebentar, didinginkan dan disaring.

Pembuatan Laritan Kalium Iodida 0,5 N

Kalium lodida diambil sebanyak 2 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan aquadest sampai tanda 25 mL, serta dikocok hingga homogen.

Pengujian Sampel dengan Reaksi Warna

Sejumlah 1 mL larutan uji ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N, lalu diperhatikan dengan saksama. Hasil menunjukkan positif jika terjadi endapan merah orange.

C. Analisis Kuantitatif

Pembuatan Larutan Induk / Baku Merkuri (Hg)

  1. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm, larutan induk Hg 1000 ppm, dipipet 10 mL ke labu ukur 100 mL. Ditambahkan dengan akuades hingga tanda batas.
  2. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm, larutan baku 100 ppm diatas, dipipet 10 mL ke labu ukur 100 mL. Ditambahkan dengan akuades hingga tanda batas.
  3. Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm, Larutan baku 10 ppm diatas, dipipet 10 mL ke labu ukur 100 mL. Ditambahkan dengan akuades hingga tanda batas.

Pembuatan Kurva Kalibrasi Merkuri

Dipipet 1 mL, 2 mL dan 3 mL diencerkan pada labu 100 mL sehingga konsentrasinya adalah 0.01 ppm, 0.02 ppm dan 0.03 ppm. Setelah itu diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom kemudian baca absorbansi dengan panjang gelombang 253,65 nm.

Preparasi Sampel dan Prosedur Pengukuran

  1. Ditimbang 2 g sampel dalam bentuk padatan, kemudian dilarutkan dengan asam nitrat pekat sebanyak 5-10 mL dalam Erlenmeyer, ditambahkan volume larutan menjadi 100 mL dengan akuades. Setelah semua logam larut, dimasukkan larutan tersebut ke dalam labu takar isi 100 mL.
  2. Dari larutan tersebut, dipipet sebanyak 10 mL dan dimasukan ke dalam labu takar yang lain. Lalu ditambahkan volumenya hingga 100 mL dengan larutan HNO3 0,1 N.
  3. Dipipet larutan sebanyak 0,1 mL dan dimasukan ke dalam masing-masing labu takar yang sudah dinomori terlebih dahulu dan ditambahkan ke dalamnya larutan HNO3 0,1 N hingga volume masing-masing 100 mL. Lalu ditambahkan larutan HCl sampai menghasilkan pH 2-3.
  4. Dinyalakan instrumen pengukur Spektrofotometer Serapan Atom Uap Pendingin PinAAcle 900F dan selanjutnya diatur panjang gelombang resonansi merkuri, yaitu 253,65 nm.
  5. Dituang sejumlah larutan sampel yang telah diberi perlakuan di dalam wadah reaksi.
  6. Dimasukkan larutan sampel ke dalam wadah (tungku) alat Spektrofotometer Serapan Atom Uap Pendingin PinAAcle 900F, lalu letakkan pipa di atas wadah yang telah berisi sampel
  7. Dicatat hasil pengukuran larutan sampel tersebut, dan dihitung pengukuran.

Baca Artikel Lainnya

Komoditi Ekspor Indonesia: Dari Rempah-Rempah hingga Gas Alam

Indonesia memiliki beragam komoditi yang menjadi andalan dalam ekspor, mulai dari komoditi pertanian seperti kopi dan kakao, hingga sumber daya alam seperti minyak dan gas. Keberagaman ini menjadi kekuatan tersendiri

Lawang Sewu: Menyelami Sejarah dan Mitos di Bangunan Bersejarah Semarang

Lawang Sewu adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di kota Semarang, Jawa Tengah. Bangunan ini dibangun pada tahun 1904 oleh arsitek Belanda, GH Frans Johan Louwen, sebagai kantor perusahaan kereta

Hakekat Manajemen Sekolah: Tujuan, Prinsip, Dan Fungsi Manajemen Sekolah

Pengertian Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan adalah proses penataan kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan

Makalah Kimia Analitik Dasar: Titrasi Kompleksometri

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari ion pusat dan ligan. Kompleksometri adalah reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan ligan sepit. Dengan reaksi

Urutan Pemanasan Yang Efektif Sebelum Olahraga

Pemanasan adalah bagian penting dari setiap rutinitas olahraga. Ini adalah langkah yang sering diabaikan oleh banyak orang, tetapi sebenarnya sangat penting untuk mempersiapkan tubuh Anda sebelum melakukan aktivitas fisik yang

Contoh Penerapan Green Chemistry untuk Mencegah Pencemaran Air di Berbagai Bidang

Green chemistry adalah konsep yang memfokuskan pada pengembangan proses kimia dan produk kimia yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Konsep ini telah menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir, karena