Table of Contents

Pembentukan Atom-Atom Bebas Pada Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Dan Syarat Analisis Menggunakan (AAS)

Pembentukan Atom-Atom Bebas

Kemampuan menghasilkan atom bebas merupakan kunci sukses dalam AAS. Untuk menghasilkan atom-atom bebas digunakan atomizer yang dapat berupa nyala api, karbon atomizer, atau plasma atomizer (misal generator hidrid). Untuk memecah ikatan molekul yang mengubahnya menjadi atom bebas, suatu atomizer harus dapat memberikan energi yang cukup. Energi ini mempengaruhi jumlah atom bebas yang terbentuk, tergantung pada jenis ikatan kimia molekul cuplikan. Sebagai contoh, untuk pembentukan atom bebas besi yang terdapat dalam larutan FeCl3 jumlahnya akan berbeda bila dibandingkan dengan larutan kompleks Fe-EDTA, walaupun konsentrasi besinya sama. Fenomena ini menjadi dasar mengenai efek-efek ion-ion penggangu.

Atomisasi Dengan Nyala

Suatu senyawa logam yang dipanaskan akan membentuk atom logam pada suhu ± 1700 ºC atau lebih. Sampel yang berbentuk cairan akan dilakukan atomisasi dengan cara memasukan cairan tersebut ke dalam nyala campuran gas bakar. Tingginya suhu nyala yang diperlukan untuk atomisasi setiap unsur berbeda. Beberapa unsur dapat ditentukan dengan nyala dari campuran gas yang berbeda tetapi penggunaan bahan bakar dan oksidan yang berbeda akan memberikan sensitivitas yang berbeda pula.

Syarat-syarat gas yang dapat digunakan dalam atomisasi dengan nyala:

  • Campuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atomisasi unsur yang akan dianalisa.
  • Tidak berbahaya misalnya tidak mudah menimbulkan ledakan.
  • Gas cukup aman, tidak beracun dan mudah dikendalikan
  • Gas cukup murni dan bersih (UHP)

Hal-hal yang harus diperhatikan pada atomisasi dengan nyala:

  • Standar dan sampel harus dipersiapkan dalam bentuk larutan dan cukup stabil. Dianjurkan dalam larutan dengan keasaman yang rendah untuk mencegah korosi.
  • Atomisasi dilakukan dengan nyala dari campuran gas yang sesuai dengan unsur yang dianalisa.
  • Persyaratan bila menggunakan pelarut organik:
    • Tidak mudah meledak bila kena panas
    • Mempunyai berat jenis > 0,7 g/mL
    • Mempunyai titik didih > 100 ºC
    • Mempunyai titik nyala yang tinggi
    • Tidak menggunakan pelarut hidrokarbon

Atomisasi Tanpa Nyala

Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang karbon (CRA – CarbonRod Atomizer) atau tabung karbon (GTA – Graphite Tube Atomizer) yang mempunyai 2 elektroda. Sampel dimasukan ke dalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan sehingga batang atau tabung menjadi panas (suhu naik menjadi tinggi) dan unsur yang dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga 3000 ºC. Pemanasan larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu:

  • Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut
  • Pengabuan (ashing), suhu furnace dinaikkan bertahap sampai terjadi dekomposisi dan penguapan senyawa organik yang ada dalam sampel sehingga diperoleh garam atau oksida logam
  • Pengatoman (atomization)

Atomisasi Dengan Pembentukan Senyawa Hidrida

Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk unsur As, Se, Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu lebih dari 800 ºC sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk senyawa hibrida berbentuk gas atau yang lebih terurai menjadi atom-atomnya melalui reaksi reduksi oleh SnCl2 atau NaBH4, contohnya merkuri (Hg).

Syarat Analisis Menggunakan AAS

      Salah satu syarat analisis logam dengan menggunakan AAS adalah sampel harus berupa larutan maka sebelum dianalisis, dilakukan destruksi terlebih dahulu. Destruksi merupakan suatu perlakuan untuk melarutkan atau mengubah sampel menjadi bentuk materi yang dapat diukur sehingga kandungan di dalamnya bisa dianalisis. Jenis destruksi:

  • Destruksi basah, dengan menggunakan pereaksi asam untuk mendekomposisikan sampel. Contoh pelarut: HNO3, H2SO4, HCl.
  • Destruksi kering menggunakan pemanasan atau penghancuran dengan suhu tinggi.

Baca Artikel Lainnya

Efek Samping Penggunaan Butylated hydroxyanisole (BHA), Butylated hydroxytoluene (BHT), dan Paraben Pada Kosmetik

Efek Samping BHA dan BHT BHA (butylated hydroxyl anisole) dan Butylated hydroxytoluene (BHT) adalah bahan kimia sintetis yang terkait erat digunakan sebagai pengawet dan antioksidan dalam kosmetik antara lain pada

Jenis Hidrokoloid: Glukan, Fruktan, Xylan, Rhamnan, Galaktomanan, Glukomanan, Arabinoxylan, Galakturonat, Galaktan, dan, Arabinogalaktan

Hidrokoloid merupakan komponen polimer yang berasal dari sayuran, hewan, mikroba ataukomponen sintetik yang umumnya mengandung gugus hidroksil. Komponen polimer ini dapat larut dalam air, mampu membentuk koloid, dan dapat mengentalkan

Mengenal Jenis-Jenis Cabang Olahraga Atletik dan Teknik Latihannya

Atletik adalah salah satu olahraga yang paling populer di dunia. Olahraga ini meliputi sejumlah cabang yang berbeda, seperti lari, lompat, dan lempar. Atletik merupakan olahraga yang menuntut kekuatan fisik, kecepatan,

5 Brand Fashion Lokal Yang Sering Dikira Brand Dari Luar Negeri

Indonesia memiliki banyak merek fashion lokal yang telah mencapai tingkat kesuksesan dan reputasi yang tinggi sehingga sering kali dikira sebagai brand dari luar negeri. Beberapa contoh merek fashion lokal Indonesia

Pencemaran Tanah: Jenis-Jenis Sampah Dan Bahan Kimia Penyebab Pencemaran Tanah Serta Cara Mengolah Sampah

Jenis-Jenis Sampah Sampah atau limbah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinjak dan sampah spesifik. Dampak limbah rumah tangga dapat mempengaruhi

Makalah Kimia Organik Fisik: Kekuatan Basa Dalam Senyawa Organik

Konstanta kesetimbangan dalam air, Kb yang dinyatakan dalam : [H2O  dimasukkan ke dalam Kb, karena air ada di berlebihan sehingga konsentrasinya tidak berubah secara signifikan; sini sekali lagi, konsentrasi biasanya