
Piala Oscar atau Academy Award adalah penghargaan film yang paling bergengsi di dunia. Penghargaan ini diberikan oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) setiap tahun untuk mengapresiasi kinerja para aktor, sutradara, penulis skenario, dan kru produksi lainnya dalam film-film Hollywood.
Pertama kali diberikan pada tahun 1929, Piala Oscar telah menjadi simbol prestasi tertinggi dalam dunia perfilman selama lebih dari 90 tahun. Setiap tahun, ribuan film dari seluruh dunia diusulkan untuk penghargaan, tetapi hanya beberapa yang terpilih untuk dicalonkan dalam kategori utama, seperti Film Terbaik, Aktor Terbaik, dan Aktris Terbaik.
Proses pemilihan pemenang Piala Oscar dimulai dengan pemilihan nominasi oleh anggota AMPAS. Setelah nominasi diumumkan, anggota AMPAS yang berhak memilih dalam masing-masing kategori akan menentukan pemenang melalui voting. Pemenang diumumkan pada acara penganugerahan yang disiarkan secara global setiap tahun.
Beberapa film yang pernah memenangkan Piala Oscar dalam kategori Film Terbaik diantaranya adalah “The Shawshank Redemption” (1994), “The Godfather” (1972), dan “The Lord of the Rings: The Return of the King” (2003). Sementara beberapa aktor yang pernah memenangkan Piala Oscar dalam kategori Aktor Terbaik diantaranya adalah Tom Hanks, Sean Penn, dan Daniel Day-Lewis.
Piala Oscar sangat dihormati dan dihargai di seluruh dunia karena mengakui kreativitas, keahlian, dan kontribusi para profesional film dalam menghadirkan karya seni yang luar biasa. Namun, seperti halnya setiap penghargaan, Piala Oscar juga tidak luput dari kontroversi. Beberapa kritikus menganggap bahwa pemilihan pemenang kadang-kadang didasarkan pada faktor-faktor selain kualitas karya seni, seperti politik atau ketenaran. Namun, meskipun masalah-masalah seperti itu mungkin ada, Piala Oscar tetap menjadi penghargaan yang dihormati dan dihargai di seluruh dunia. Berikut beberapa kontroversi yang pernah terjadi dalam sejarah penyelenggaraan piala oscar:
Kontroversi Politik
Pada tahun 2003, penerima Penghargaan Kehormatan Piala Oscar, Michael Moore, menyampaikan pidato yang mengecam perang Irak dan Presiden George W. Bush saat itu. Hal ini menyebabkan perdebatan di kalangan publik karena beberapa orang menganggap bahwa Piala Oscar bukan tempat untuk menyampaikan pandangan politik. Namun, beberapa orang lain berpendapat bahwa para penerima penghargaan harus memanfaatkan platform ini untuk menyampaikan pendapat mereka mengenai masalah yang penting.
Kontroversi Diskriminasi
Pada tahun 2015 & 2016, kontroversi muncul ketika tidak ada aktor atau aktris kulit hitam yang dinominasikan dalam kategori Piala Oscar, yang menyebabkan protes dari berbagai komunitas yang merasa tidak terwakili. Banyak orang menganggap bahwa ini merupakan hasil dari masalah yang lebih luas dalam industri perfilman, di mana aktor dan aktris kulit hitam seringkali tidak dianggap untuk peran-peran utama atau tidak menerima kesempatan yang sama untuk menunjukkan kualitas mereka. Akibatnya, Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) melakukan perubahan dalam sistem nominasi dan pemilihan pemenang Piala Oscar, seperti menambah jumlah anggota yang beragam dan meningkatkan keterlibatan dari komunitas yang terpinggirkan.
Kontroversi Pemilihan Nominasi
Tahun 1989, film “Do The Right Thing” oleh Spike Lee tidak dinominasikan dalam kategori Film Terbaik, yang menyebabkan protes dari berbagai komunitas. Mereka berpendapat bahwa film ini layak dinominasikan karena menyajikan representasi yang baik dari komunitas Afrika-Amerika dan mengangkat masalah yang penting. Namun, pemilih Piala Oscar tidak setuju dengan pendapat ini dan memutuskan untuk tidak mengangkat film tersebut sebagai nominasi.
Kontroversi Pemilihan Pemenang Film Terbaik
Pada tahun 1989, “Rain Man” menang dalam kategori Film Terbaik, padahal banyak yang menganggap bahwa “The Last Emperor” seharusnya menang. Hal ini menyebabkan perdebatan di kalangan publik karena beberapa orang merasa bahwa “The Last Emperor” merupakan film yang lebih kualitas dibandingkan dengan “Rain Man”. Namun, pemilih Piala Oscar memutuskan untuk memberikan penghargaan kepada “Rain Man” karena film tersebut dianggap lebih menyentuh dan relatable.
Kontroversi Pemilihan Pemenang Aktor & Aktris Terbaik
Pada tahun 1989, aktor kulit hitam Denzel Washington yang dinominasikan untuk perannya dalam film “Cry Freedom” tidak memenangkan Piala Oscar untuk Aktor Terbaik, meskipun dianggap sebagai salah satu kandidat favorit. Hal ini menimbulkan kontroversi karena dianggap sebagai bentuk diskriminasi terhadap aktor kulit hitam. Pada tahun 2020, pemilihan pemenang Aktris Terbaik menimbulkan kontroversi karena aktris kulit hitam Cynthia Erivo yang dinominasikan untuk perannya dalam film “Harriet” tidak memenangkan penghargaan. Kritikus menganggap ini sebagai bentuk diskriminasi terhadap aktor dan aktris kulit hitam.
Kontroversi Pemanggilan Pemenang Film Terbaik
Pada tahun 2017, kontroversi terjadi ketika film “La La Land” diumumkan sebagai pemenang Piala Oscar untuk Film Terbaik, namun kemudian diketahui bahwa pemenang sebenarnya adalah film “Moonlight”. Hal ini terjadi karena ada kesalahan dalam pembagian kartu pemungutan suara yang menyebabkan aktor Warren Beatty dan aktrista Faye Dunaway membaca nama “La La Land” sebagai pemenang. Ini menyebabkan kekacauan di atas panggung dan kekecewaan dari pihak yang terlibat dalam film “Moonlight”. Beberapa orang menganggap bahwa ini adalah sebuah kesalahan yang tidak mungkin terjadi dan menyatakan bahwa proses pemilihan Piala Oscar harus diperbaiki untuk mencegah kesalahan seperti ini di masa depan. Namun, beberapa pihak lain menganggap bahwa kesalahan ini merupakan sebuah kejadian langka yang tidak mungkin terulang dan bahwa Piala Oscar masih merupakan penghargaan yang sangat dihormati dan diakui dalam industri perfilman.
Kontroversi Komentar
Pada tahun 2000, Piala Oscar yang dibacakan oleh Steve Martin menyindir kontroversi pemilihan pemenang dengan mengatakan “And the winner is… everyone who bought a ticket!” Hal ini menyebabkan protes dari pihak yang merasa tidak senang karena menganggap bahwa komentar tersebut mengecilkan pentingnya penghargaan Piala Oscar.
Kontroversi Pemilihan Host
Pada tahun 2012, Eddie Murphy mengundurkan diri dari posisi host setelah produser utama diganti. Pada tahun 2019, Kevin Hart mengundurkan diri dari posisi host setelah komentar homofobia yang dibuat dalam masa lalu muncul kembali. Kedua kontroversi ini menyebabkan perdebatan di kalangan publik karena beberapa orang merasa bahwa pemilihan host yang tidak tepat dapat menyebabkan kontroversi dan protes dari berbagai komunitas yang merasa tidak dilindungi oleh pemilihan tersebut. Beberapa orang juga menganggap bahwa acara yang diadakan oleh host yang tidak tepat dapat mengurangi kredibilitas dan efektivitas dari Piala Oscar. Namun, beberapa orang lain berpendapat bahwa kontroversi seperti ini seharusnya diatasi dengan cara yang lebih baik dan tidak perlu mengundurkan diri dari posisi host.