Table of Contents

Makalah Reaksi Substitusi SN1: Mekanisme Reaksi SN1, Kestabilan Reaksi, Kinetika SN1, & Stereokimia SN1

Substitusi Nukleofilik

Reaksi substitusi nukleofilik adalah reaksi ketika suatu nukleofil secara selektif menyerang suatu molekul bermuatan positif atau parsial positif. Saat hal tersebut terjadi, nukleofil akan menggantikan gugus pergi. Pada reaksi semacam ini, Lewis basa dapat bereaksi dengan alkil halida untuk membentuk alkena, di mana basa Lewis bertindak sebagai nukleofil biasanya bermuatan netral atau negatif, Sedangkan substrat biasanya bermuatan netral atau positif.

Pada reaksi substitusi nukleofilik pada gambar di atas, tahapan proses lepasnya gugus pergi dan proses pembentukan ikatan substrat dengan nukleofil menentukan mekanisme reaksi yang terjadi. Berdasarkan kinetikanya, proses lepasnya gugus pergi dapat terjadi terlebih dahulu, kemudian terjadi proses pembentukan ikatan substrat dengan nukleofil ataupun proses lepasnya gugus pergi dapat terjadi bersamaan dengan proses pembentukan ikatan substrat dengan nukleofil. Hal ini menghasilkan dua bentuk mekanisme reaksi substitusi nukleofilik (SN), yaitu reaksi SN1 (unimolekuler) dan SN2 (bimolekuler).

Pembentukan Gugus Fungsi Oleh Substitusi Nukleofilik

Pada alkil halida terdapat halogen yang bertindak sebagai gugus pergi pada karbon dan lepas sebagai anion dalam reaksi substitusi nukleofilik. Karbon- ikatan halogen dari alkil halida terputus secara heterolitik. Nukleofil yang paling sering ditemui dalam transformasi gugus fungsi sebagai anion tabel.

NukleofilikPersamaan Reaksi
Ion Alkoksida  

Atom oksigen dari logam alkoksida bertindak sebagai nukleofil untuk menggantikan halogen dari alkil halida. Produknya adalah eter.
Ion Karboksilat  

Ester terbentuk ketika nukleofil ion karboksilat bereaksi dengan Alkil halida
Ion Hidrogen Sulfida  

hidrogen sulfida sebagai nukleofil dalam alkil halida membentuk Senyawa yang dikenal tiol.
Ion sianida   

Penggunaan ion sianida sebagai nukleofil membentuk produknya adalah alkil sianida, atau nitril.
Ion Azida   

Ion Azida sebagai nukleofil membentuk produknya adalah alkil azida.
Ion iodida  

Ion iodida sebagai nukleofil membentuk produknya adalah alkil iodida, dan substratnya dalam Alkil klorida, atau bromide

Reaktivitas Gugus Pergi Halida

Di antara alkil halida, alkil iodida mengalami substitusi nukleofilik pada laju tercepat, alkil fluorida paling lambat dalam urutan reaktivitas alkil halida dalam substitusi nukleofilik, urutannya sebagai berikut

Alkil iodida beberapa kali lebih reaktif daripada alkil bromida dan 50 hingga 100 kali lebih reaktif dibandingkan alkil klorida. Floirda memiliki ikatan yang kuat dengan karbon, sehingga sulit untuk lepas. Alkil fluorida jarang digunakan sebagai substrat dalam substitusi nukleofilik.

Mekanisme Reaksi SN1

Pada reaksi SN1, reaksi terjadi secara bertahap dengan pembentukan intermediet berupa karbokation (C+). Seperti pada contoh gambar di bawah, atom klor lepas dari molekul tert-butil klorida (dibantu dengan adanya pelarut polar) sehingga terbentuk ion klorin dan sebuah intermediet bermuatan positif yang disebut sebagai karbokation. Proses pembentukan karbokation ini sangat lambat sehingga menjadi penentu dalam laju reaksi SN1. Molekul air yang memiliki PEB bertindak sebagai nukleofil yang kemudian menyerang karbokation dan menghasilkan produk SN1 berupa tert-butil alkohol. Mekanisme reaksi substitusi nukleofilik unimolekuler (SN1) dapat dilihat pada gambar berikut.

Kestabilan Reaksi

Kestabilan relatif dari karbokation yang dihasilkan pada reaksi SN1 bergantung pada jumlah kelompok alkil yang terikat pada karbokation. Semakin banyak jumlah alkil yang terikat, karbokation yang dihasilkan semakin stabil

Hal ini karena adanya efek hiperkonjugasi yang dihasilkan oleh kelompok alkil, yaitu alkil dapat menyumbangkan kerapatan elektronnya sehingga dapat menstabilkan muatan positif pada karbokation. Hal ini (gambar 4) menunjukkan tingkat kestabilan beberapa karbokation. Semakin ke kanan, tingkat kestabilan karbokation semakin menurun.

Kinetika SN1

Pada reaksi dengan mekanisme ini, kecepatan reaksi tidak bergantung pada konsentrasi nukleofilnya. Kecepatan reaksi hanya bergantung pada konsentrasi substratnya. Misalkan, pada reaksi antara tert-butil klorida dan natrium hidroksida dalam campuran air dan aseton, tingkat pembentukan hasil reaksi berupa tert-butil alkohol hanya bergantung pada konsentrasi tertbutil klorida. Menambah konsentrasi tert-butil klorida menjadi dua kali lipatnya akan mempercepat laju reaksinya menjadi dua kali lebih cepat. Akan tetapi, saat konsentrasi ion hidroksida yang dilipatgandakan, tidak dihasilkan efek yang cukup untuk menggandakan laju reaksi yang terjadi. Fenomena ini menggambarkan bahwa ion hidroksida tidak berpartisipasi dalam keadaan transisi yang mengontrol laju reaksi, tetapi hanya molekul tert-butil klorida (substrat) yang terlibat dalam keadaan transisi tersebut. Oleh sebab itu, reaksi ini disebut sebagai reaksi substitusi unimolecular.

Laju = k [RX]

Laju = k [Substrat]

Stereokimia SN1

Stereokimia Reaksi SN1: Terdiri Retensi dan Inversi. Jika kita mulai dengan produk murni enantiomer, reaksi ini cenderung menghasilkan campuran produk di mana stereokimianya sama dengan bahan awal yang disebut retensi atau kebalikannya yang disebut inversi. Seperti yang ditunjukkan pada (Gambar 5), karbokation semacam itu harus bereaksi dengan nukleofil di tingkat yang sama di salah satu dari dua wajahnya. Misalnya, 2-bromooktana yang direaksikan dengan nukleofilik H2O dalam perlarut etanol menghasilkan produk 2-oktanol dengan 66% inversi dan 44% Retensi:

Baca Artikel Lainnya

Laporan Praktikum Kimia Fisika: Isoterm Adsorpsi

Tujuan Menentukan isoterm adsorpsi menurut freundlich bagi proses asam asetat pada arang   Landasan Teori Adsorpsi adalah proses perubahan konsentrasi yang terjadi pada batas permukaan dari dua fasa atau proses

Metode Analisis Kualitatif & Kuantitatif Mineral Pada Bahan Pangan

Apa Itu Mineral? Mineral adalah bahan anorganik atau bahan kimia yang didapat makhluk dari alam, yang asalnya ialah dari tanah. Mineral yang digunakan oleh tubuh ialah Fe (ferum, zat besi),

Urutan Pemanasan Yang Efektif Sebelum Olahraga

Pemanasan adalah bagian penting dari setiap rutinitas olahraga. Ini adalah langkah yang sering diabaikan oleh banyak orang, tetapi sebenarnya sangat penting untuk mempersiapkan tubuh Anda sebelum melakukan aktivitas fisik yang

Analisis Bahan Tambahan Pangan (BTP): Analisis Pemanis Buatan Pada Bahan Pangan

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke

Ikatan Kimia Koordinasi: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Atom Donor Memberikan Elektron & Atom Akseptor Menarik Elektron

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan atom donor untuk memberikan sepasang elektron ke akseptor a. Muatan Parsial Sepasang elektron tidak dapat langsung disumbangkan oleh atom yang darinya sebagian elektron lain telah ditarik.

Cara Analisis Senyawa Dari Gabungan Berbagai Data Spektrum (IR, UV, Massa, RMI Karbon, RMI Proton)

Spektrum IR Ada beberapa sinyal yang bisa diinterpretasikan dengan jelas. Regangan gugus karbonil bisa dilihat dari regangan C=O pada 1705 cm-1. Pada daerah sekitar 2900 cm-1 terlihat adanya regangan C-H.