Tujuan
- Menunjukkan kemahiran dalam memisahkan senyawa bahan alam dengan
- Mendapatkan fraksi hasil sohletasi daun minyak kayu putih
- Menjelaskan prinsip dasar proses isolasi
Landasan Teori
Minyak kayu putih dapat diperoleh dari kayu gelam atau dapat juga disebut pohon Melaleuca leucadendron Linn atau M.cajeputi Roxb. (famili Myrtaceae). Sebatang tanaman daun kayu putih dapat menghasilkan daun yang sangat banyak, yang dimana daunnya terdapat dua jenis warna yaitu hijau muda dan hijau tua. Daun yang masih muda akan bewarna hijau muda dan sebaliknya daun yang sudah tua akan menghasilkan warna hijau tua. Warna hijau yang dihasilkan berasal dari (klorofil). Daun minyak kayu putih mempunyai tepi daun yang rata (integer) dan memiliki jumlah tulang daun yang bervariasi yaitu antara 3-5 buah. Pada daun minyak kayu putih yang masih muda permukaannya dilapisi oleh bulu- bulu halus. Minyak kayu putih mempunyai lebar berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm dan panjang antara 5,40 cm – 10,15 cm. tanaman minyak kayu putih ini daunnya dapat tumbuh secara selang-seling pada cabang-cabang tanaman, dimana pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai daun. Jenis daun seperti ini tergolong jenis daun majemuk. (Arnita, 2011).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan komponen dari suatu campuran yang didasari dalam proses distribusi antara dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut pada umumnya dapat digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus, yaitu dengan cara menggunakan gugus pengganggu dalam mendapatkan sejumlah yang diinginkan dalam analisis secara keseluruhan. Gugus pengganggu yang digunakan akan diekstraksi secara selektif. (Petrucci,1987)
Soxhletasi merupakan cara ekstraksi cair-padat yang berkesinambungan menggunakan alat soxhlet yang dapat dilakukan dengan berbagai macam pelarut. Deretan pelarut yang dapat digunakan dalam proses soxhletasi secara berturut-turut yaitu eter, petroleum, dan kloroform. Pelarut tersebut dapat digunakan untuk memisahkan lipida dan terpenoid. Sedangkan untuk senyawa yang lebih polar dapat menggunakan pelarut alkohol dan etilasetat. Ekstraksi dengan metode soxhletasi mempunyai prinsip dimana saat pelarut dididihkan, maka uap dari pelarut tersebut akan melewati pipa samping pada alat soxhlet dan ketika sudah sampai pada kondensor akan mengalami pendinginan. Pelarut yang telah terkondensasi di dalam kondensor tersebut kemudian akan jatuh pada bagian dalam alat soxhlet dimana bagian tersebut merupakan tempat diletakkannya bahan yang akan diperiksa. Pelarut tersebut akan mengisi seluruh bagian dalam alat tersebut hingga mencapai bagian atas tabung sifon. Selanjutnya pada seluruh bagian linarut akan tertarik dan segera tertampung pada labu tempat awal pelarut tadi. Proses ini akan berlangsung secara berulang-ulang sampai diperoleh hasil ekstraksi yang dikehendaki. Metode soxhletasi mempunyai berbagai kelebihan yaitu antara lain cocok digunakan untuk bahan yang tahan terhadap pemanasan, lebih mudah untuk menarik senyawa organik dari jaringan tanaman kering seperti kayu, biji, akar, dan, daun, penggunaan pelarut yang lebih sedikit dibandingkan dengan maserasi, dan waktu yang digunakan untuk mengekstraksi lebih cepat dibandingkan dengan maserasi. Selain kelebihan, metode ini juga mempunyai kerugian antara lain yaitu tidak cocok untuk bahan yang bertekstur lunak dan bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan . (kusmardiyani dan Nawawi, 1992)
Ekstraksi soxhletasi merupakan pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara menyaring komponen secara berulang ulang menggunakan suatu pelarut tertentu, sampai semua komponen yang diinginkan dapat terisolasi. Metode soxhletasi ini mempunyai prinsip yaitu menyaring komponen secara berulang- ulang sehingga hasil yang didapat bisa maksimal dan sempurna dengan menggunakan pelarut yang relatif sedikit. Apabila penyaringan yang dilakukan selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang terekstrak. Pelarut yang digunakan dalam metode soxhletasi ini yaitu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tetapi zat padat yang tidak diinginkan tidak ikut terlarut. Proses yang terjadi dalam ekstraksi soxhletasi yaitu ketika pelarut dididihkan akan menghasilkan uap yang akan naik melewati soklet menuju ke pipa pendingin. Pada bagian luar kondensor akan dilewati air dingin yang telah dialirkan untuk mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian akan menetes ke thimble (Soekardjo, 2002).
Untuk mengisolasi senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat dalam jumlah kecil, maka dapt digunakan teknik soxhletasi agar lebih efisien. Teknik ini lebih efisien dikarenakan pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas. Maka dari itu, isolasi tidak dapat menggunakan teknik maserasi. (Djamal,1990).
Alat Dan Bahan
Alat :
- Alat ekstrasi soxlet
- Beker glass
- Gelas ukur
- Kertas saring
- Corong
- Neraca analitik
Bahan :
- Daun minyak kayu purih
- Etanol
- Vaseline
Cara Kerja
- Menyiapkan alat soklet untuk mengekstrasi
- Menggunakan pelarut etanol atau etilen klorida sesuai dengan petunjuk
- Menimbang minyak kayu putih secukupnya, membungkus dengan kertas saring
- Memasukkan ke dalam alat soklet dan melakukan proses sokletasi hingga terekstrak dengan sempurna
- Hasil ekstrasi yang diperoleh disaring hingga memperoleh ekstrak yang bersih
- Menguapkan pelarut hingga diperoleh hasil yang diinginkan
- Melakukan pemeriksaan berat jenis dengan piknometer
Data Pengamatan & Analisis Data
- Massa daun minyak kayu putih = 40,15 gram
- Massa gelas = 101,6857 gram
- Massa gelas + isi = 155,1337
- Rendemen = ((massa gelas+isi)-(Massa gelas))/(massa daun minyak kayu putih) x 100%
Rendemen = ((155,1337)-(101,6857))/40,15 x 100%
Rendemen =53,448/40,15
Rendemen = 133,1%
- Massa jenis =(massa ekstrak daun minyak kayu putih)/10
Massa jenis =53,448/10
Massa jenis = 5,3448 gr/ml
Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menghasilkan ekstrak daun minyak kayu putih dengan proses soxhletasi. Ekstraksi yaitu pengambilan suatu senyawa organic dari suatu bahan alam padat. Sementara ekstraksi soxhletasi adalah pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara menyaring komponen secara berulang ulang menggunakan suatu pelarut tertentu, sampai semua komponen yang diinginkan dapat terisolasi. Adapun prinsip soxhletasi ini yaitu menyaring komponen secara berulang- ulang sehingga hasil yang didapat bisa maksimal dan sempurna dengan menggunakan pelarut yang relatif sedikit.
Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah daun minyak kayu putih dengan massa 40,15 gram. Proses yang dilakukan pertama yaitu menghaluskan daun minyak kayu putih. Penghalusan akan mempengaruhi hasil ekstraksi karena ukuran partikel yang lebih kecil (luas permukaan menjadi besar) akan mempercepat laju ekstraksi komponen dari suatu bahan. Di samping itu penghancuran daun akan membentuk sel – sel yang terdapat dalam daun sehingga komponen yang diekstrak akan cepat keluar dari suatu bahan. Setelah sampel dihaluskan, sampel dibungkus dengan kertas saring agar sampelnya tidak ikut ke dalam labu alas bulat saat diekstraksi. Supaya pemanasan merata, maka dimasukkan batu didih. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan ke dalam timbal, dan timbalnya selanjutnya dimasukkan ke dalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan ke dalam timbal dan disana akan akan langsung menuju ke labu alas bulat. Pelarut yang digunakan pada percobaan ini adalah etanol. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan titik didihnya.
Pemanasan ini dilakukan agar proses soxhletasi ini dapat berjalan lebih efisien karena pelarut harus selalu dalam keadaaan panas. Uap dari pelarut yang telah dipanaskan tersebut akan melewati pipa samping pada alat soxhlet dan ketika sudah sampai pada kondensor akan mengalami pendinginan atau pengembunan. Pelarut yang telah terkondensasi di dalam kondensor tersebut kemudian akan bercampur dengan sampel dan terjadi proses ekstraksi. Pelarut tersebut akan mengisi seluruh bagian dalam alat tersebut hingga mencapai bagian atas tabung sifon. Setelah pelarut memenuhi tabung sifon, maka pelarut akan langsung dialirkan kembali pada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus dan akan terjadi beberapa siklus lagi. Semakin banyak siklus, semakin maksimal senyawa yang larut dalam pelarut. Syarat terjadinya ekstraksi soxhlet ini adalah:
- Titik didih pelarut harus lebih rendah dari senyawa yang akan diambil pada sampel
- Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi)
- Posisi sifon harus lebih tinggi daripada sampelnya.
Dari percobaan yang telah dilakukan, proses ekstraksi ini menghasilkan ekstrak bewarna hijau lumut. Setelah itu hasil ekstraksi disaring dan diuapkan hingga sampel berkurang menjadi setengahnya. Setelah itu hasil sampel didinginkan dan kemudian ditimbang. Setelah ditimbang maka hasilnya dapat dihitung. Dan hasil perhitungannya dapat dketahui bahwa hasil rendemen sebesar 133,1% dan massa jenis sebesar 5,3348 gr/ml.
Kesimpulan
- Siswa dapat melakukan percobaan ekstraksi dengan cara soxhletasi untuk mengisolasi kandungan pada daun minyak kayu putih dengan dibuktikan dengan hasil ekstraksi yang didapatkan.
- Dari percobaan soxhletasi tersebut didapatkan hasil ekstrak bewarna hijau lumut serta jumlah rendemennya sebanyak 133,1 % dan massa jenisnya sebanyak 5,3348 gr/ml.
- Prinsip dari alat soxhlet yaitu menyaring komponen secara berulang- ulang sehingga hasil yang didapat bisa maksimal dan sempurna dengan menggunakan pelarut yang relatif sedikit.
Saran
- Tidak tergesa – gesa saat melakukan praktikum.
- Selalu teliti dan paham dengan melakukan praktikum.
- Praktikan harus memahami teori tentang soxhletasi terlerbih dahulu.
- Praktikan diharapkan agar mengetahui prosedur kerja praktikum agar saat praktikum dapat berjalan lancar.
Daftar Pustaka
Arnita, Pristy. 2011. pengaruh varietas dan kerapatan daun kayu putih (Melaleuca Leucadendron Linn.) dalam ketel terhadap rendemen dan mutu minyak kayu putih. [skipsi]. Bogor: Fakultas Kaehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Djamal, rusdi. 1990. Kimia Bahan Alam. Padang: Universitas Andalas
Kusmardiyani, S., dan Nawawi, A. 1992. Kimia Bahan Alam. Bandung: Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati.
Petrucci. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Bineka Cipta