Tujuan
1. Menunjukkan kemahiran dalam melakukan proses isolasi dengan destilasi sederhana.
2. Mendapatkan fraksi hasil destilasi daun daun minyak kayu putih
Landasan Teori
Kandungan yang terdapat dalam daun kayu putih yaitu berupa cairan yang disebut sineol. cairan ini akan mengeluarkan bau yang khas apabila daun diremas. Komponen lain yang terkandung dalam daun kayu putih selain sineol adalah pinena dan terpineol. Besar kecilnya kadar sineol akan mempengaruhi kualitas minyak kayu putih yang dihasilkan. Kualitas minyak kayu putih akan semakin tinggi jika kadar sineol yang terkandung semakin besar. Besarnya kadar sineol dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu antara lain varietas tanaman kayu putih, cara penyimpanan dan penyulingan. (Arnita, 2011).
Konstituen utama dari minyak kayu putih yaitu sineol dengan jumlah 40-60%, fraksi yang megandung sineol dapat dioksidasi menggunakan asam sineolat (C10H16O5), dengan titik cair sebesar 196℃ – 197℃. Dalam proses hidrodestilasi bahan, kecepatan penguapan minyak tidak dipengaruhi oleh titik didih komponen atau sifat mudah menguapnya suatu komponen minyak, melainkan dipengaruhi oleh banyaknya derajat kelarutan dalam air. Jadi, tahapan penguapan suatu senyawa dalam minyak atsiri dapat berlangsung berdasarkan derajat kelarutanannya di dalam air, bukan berdasarkan titik didihmya. (Guenther 1987).
Destilasi adalah proses untuk menguapkan suatu cairan dengan cara memanaskan dan membuat uapnya menjadi cairan lagi dengan cara mengembunkannya. Konsep-konsep dasar destilasi yang dikembangkan sebagai proses pemisahan yaitu tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Penggunaan destilasi yaitu untuk memisahkan cairan-cairan yang mempunyai tekanan uap yang tinggi. Dalam memisahkan cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil dapat melalui kolom yang telah disusun secara baik. (Bahti,1998)
Destilasi uap dapat menguapkan suatu campuran senyawa dengan titik didih mencapai 200℃ atau lebih. Untuk menguapakan senyawa-senyawa tersebut suhu yang dibutuhkan mendekati 100℃ dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Destilasi uap mempunyai sifat yang fundamental yaitu dapat mendestilasi suatu campuran senyawa yang mempunyai titik didih di bawah masing-masing senyawa campurannya. Destilasi uap juga dapat mendestilasi campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat di destilasi dengan air. (Cahyono,1991)
Destilasi sederhana atau destilasi uap mempunyai prinsip yaitu pada penguapan suatu cairan akan menjadi uap yang kemudian akan dilakukan proses pengembunan pada uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih tersebut terjadi apabila suhu pada tekanan uap suatu cairan sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang telah diembunkan kembali disebut destilat. Adapun tujuan dari destilasi ini dilakukan yaitu untuk memurnikan suatu zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan tersebut dari zat lainnya dalam bentuk padat maupun cair yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Tekanan uap di atas cairan pada destilasi sederhana merupakan tekanan atmosfer (titik didih normal). Sedangkan pada senyawa murni suhu yang tercatat adalah suhu yang terdapat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi. Suhu tersebut sama dengan titik didih (Sugihara, 1961)
Pada destilasi sederhana mempunyai prinsip dasar pemisahannya yaitu berdasarkan perbedaan titik didih yang jauh atau dengan komponen yang bersifat volatif. Suatu campuran ketika dipanaskan akan mengakibatkan komponen yang mempunyai titik didih yang lebih rendah akan menguap lebih dulu. Prinsip pada destilasi ini selain didasarkan oleh perbedaan titik didih juga didasarkan oleh perbedaan kevolatifan dimana kecenderungan suatu subtansi untuk menjadi gas. Salah satu Aplikasi penggunaan destilasi ini yaitu pada pemisahan campuran air dengan alkohol. destilasi ini digunakan pada tekanan atmosfer. (Phuong,2008)
Proses dari destilasi sederhana diawali dengan pemanasan yang akan membuat zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Dari penguapan tersebut akan menghasilkan uap yang kemudian akan bergerak menuju kondensor untuk mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan terjadi diakibatkan karena adanya air yang dialirkan dari luar kondensor ke dalam dinding. Dari proses pendinginan tersebut akan mengubah uap menjadi cair kembali. Proses ini akan berjalan terus menerus sampai pemisahan senyawa-senyawa dalam campuran homogen tersebut berhasil. (Phuong, 2008).
Alat Dan Bahan
Alat :
- Seperangkat alat destilasi sederhana
- Corong
- Gelas ukur
- Beker glass
Bahan :
- Daun minyak kayu putih
- Air
- Vaselin
Cara Kerja
- Menimbang daun minyak kayu putih
- Menyiapkan alat set destilasi dan melumuri dengan vaselin pada ujung rangkaian
- Merakit alat rangkaian destilasi
- Memasukkan air dan minyak kayu putih ke dalam panci
- Memasang selang air untuk menghidupkan kondensor pendingin
- Membiarkan sampai mencapai titik destilasi
Data Pengamatan
Berat |
Warna |
Bau |
|
Awal (daun) | 982,3 gram | hijau | Tidak berbau |
Akhir | 7,0201 gram | Putih keruh kekuningan | Berbau khas |
Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menghasilkan minyak kayu putih dari daun minyak kayu putih dengan menggunakan metode destilasi sederhana atau destilasi uap. Proses destilasi sederhana dimana destilasi merupakan proses pemisahan komponen – komponen antara dua atau lebih jenis zat yang memiliki karakteristik berbeda dalam suatu campuran. Percobaan kali ini untuk mempelajari teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih dan untuk mempelajari metode ekstraksi minyak kayu putih menggunakan prinsip hidrodistilasi. Sampel yang digunakan adalah daun minyak kayu putih yang masih utuh tanpa dipotong – potong sebanyak 982,3 gram. Serta menggunakan air sebagai pelarutnya. Pelarut yang digunakan adalah air karena air mimiliki sifat kepolaran yang berbeda dengan minyak kayu putih sehingga minyak kayu putih akan mudah dilepaskan dari distilat. Air dan minyak tidak saling melarutkan, selain itu didih titih air lebih kecil dari minyak kayu putih sehingga uap air akan mendorong minyak kayu putih untuk lepas dari pori – pori daun dan menghasilkan destilat.
Proses destilasi dilakukan dengan memanaskan minyak kayu putih yang sudah dicampur dengan air sebagai pelarutnya ke dalam panci yang sudah disediakan. Pemanasan yang dilakukan akan membuat zat yang mempunyai titik didih lebih rendah mengalami penguapan. . Dari penguapan tersebut akan menghasilkan uap yang kemudian akan bergerak menuju kondensor untuk mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan terjadi diakibatkan karena adanya air yang dialirkan dari luar kondensor ke dalam dinding. Dari proses pendinginan tersebut akan mengubah uap menjadi cair kembali. Proses ini akan berjalan terus menerus sampai pemisahan senyawa-senyawa dalam campuran homogen tersebut berhasil. Pemanasan awal berfungsi agar air terserap ke dalam pori – pori daun minyak kayu putih yang dapat mengeluarkan minyak kayu putih karena adanya tekanan osmotic. Percobaan yang telah dilakukam menghasilkan destilat berupa air dan minyak kayu putih sebanyak 7,0201 gram dan mengeluarkan bau yang khas dari daun minyak kayu putih itu sendiri serta berwarna putih keruh kekuningan.
Kesimpulan
- Percobaan destilasi sederhana yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar tanpa kendala apa pun dan berhasil mendapatkan minyak kayu putih dari proses destilasi tersebut.
- Setelah dilakukan proses destilasi sederhana dihasilkan fraksi minyak dari daun minyak kayu putih sebanyak 7,0201 gram serta mengeluarkan bau yang khas dari minyak kayu putih dan berwarna putih keruh kekuningan
Saran
1. Tidak tergesa – gesa saat melakukan praktikum.
2. Selalu teliti dan paham dengan melakukan prkatikum.
3. Praktikan harus memahami teori tentang metode destikasi uap terlerbih dahulu.
4. Praktikan diharapkan agar mengetahui prosedur kerja praktikum agar saat praktikum dapat berjalan lancar.
Daftar Pustaka
Arnita, Pristy. 2011. pengaruh varietas dan kerapatan daun kayu putih (Melaleuca Leucadendron Linn.) dalam ketel terhadap rendemen dan mutu minyak kayu putih. [skipsi]. Bogor: Fakultas Kaehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Bahti. 1998. Teknik pemisahan kimia dan fisika. Bandung: Universitas Padjajaran
Cahyono, Bambang. 1991. Segi praktis dan metode pemisahan senyawa organik. Semarang: Undip Press
Guenther, E. 1990. Minyak Atsiri. Jakarta : Universitas Indonesia
Phuong Ha, H. 2008. Extraction of Essential Oil From Lemomgrass Using Supercritical Carbondioxidem. Jurnal Kimia.
Sugihara. 1961. Distilasi sederhana. Bandung: ITB Prees