TUJUAN
Setelah menyelesauiakan eksperimen ini mahasiswa diharapkan dapat:
- Melakukan uji fitokimia pada tumbuh-tumbuhan
- Terampil dalam identifikasi senyawa alkaloid, steroid, flavonoid, fenolik, dan safonin dan terponoid pada sampel buah jaruk bali.
LANDASAN TEORI
Tumbuhan termasuk penghasil senyawa kimia organik terbesar dan terkompleks yang ada di dunia. Salah satu senyawa yang dihasilkannya adalah Senyawa metabolit sekunder yang digunakan untuk mempertahankan diri terhadap lingkungan dan perlindungan dari spesies lain. Selain itu, metabolit sekunder merupakan komponen kimia aktif yang berasal dari alam yang akan disusun menjadi kelompok besar yang mengandung produk alami Salah satu senyawa metabolit sekunder yang tinggi terkandung dalam suatu tumbuhan adalah senyawa flavonoid. ( Rumengan, 2013).
Golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar dapat disebut Alkaloid. Alkoloid pada umumnya merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen yang biasanya bergabung menjadi bagian dari sistem siklik. Alkoloid biasanya bersifat optis aktif, berbentuk kristal maupun cairan, namun lebih banyak berbentuk kristal. Alkoloid biasanya juga tidak mempunyai warna (Teyler.V.E,1998). Untuk mendeteksi adanya alkoloid dapat menggunakan beberapa pereaksi pengendapan. Salah satunya adalah dengan menggunakan pereaksi mayer yang mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Uji positif dengan pereaksi ini adalah munculnya endapan putih yang dihasilkan oleh alkoloid. Yang kedua ada pereaksi dragendorf yang mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrit berair. Untuk uji positif dengan pereaksi ini adalah membentuk warna jingga (Sastrohamidjojo, 1987)
Salah satu cara mengklasifikasikan alkaloid ialah didasarkan pada jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari molekul. Menurut klasifikasi ini alkaloid dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti alkaloid pirolidin, alkaloid pepindin isokunolin, kuinolin, dan sebagainya, Alkaloid berasal dari hasil biosintesa dari beberapa asam amino. (Ahmad, 1986).
Untuk pengujian fenol dan flavonoid dapat menggunakan larutan FeCl3 1% dalam etanol. Warna yang dihasilkan dalam pengujian ini apabila hasilnya positif yaitu hijau, ungu, merah, biru, dan hitam. Selain dengan FeCl3, flavonoid dapat diuji menggunakan uji shinoda (Mg dan HCl pekat). Warna yang dihasilkan yaitu warna merah ceri yang sangat kuat., apabila disemprotkan dengan pereaksi ini. (Harbone,1987)
Untuk menguji kandungan terpenoid atau steroid dalam tumbuhan dapat menggunakan metode liebermann-Buchard. Uji positif yang ditunjukkan adalah memberikan warna jingga atau ungu untuk terpenoid dan untuk steroid yaitu warna biru. Warna yang ditunjukkan dikarenakan senyawa terponoid dan steroid mempunyai kemampuan untuk membentuk warna oleh adanya H2SO4 pekat dalam pelarut asetat glasial sehingga membentuk warna jingga. (Marlinda, 1981)
ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Tabung reaksi
- Lumping dan penggerus
- Plat tetes
- Pipet
- Pemantas spirtus
- Kaki tiga
- Kasa
- Kertas saring
- Beaker gelas
- Erlenmeyer
Bahan:
- Sampel serbuk kering
- Kloroform
- H2SO4 2N
- Reagen mayer
- Reagen dragendorf
- CHCl3-Amoniak 0,05 N
- Etanol
- Aquades
- Anhidrida asam asetat
- H2SO4 pekat
- HCl pekat
- FeCl3
- Serbuk Magnesium
- Pasir bersih
CARA KERJA
A. Identifikasi Alkoloid (Metode Culvenor Fitzgerald)
- Menyiapkan 2 gram sampel kering yang telah dibuat serbuk
- Memasukkan sampel ke dalam lumping, kemudian menambahkan 10 mL kloroform
- Melakukan penggerusan dengan hati- hati hingga halus
- Menambahkan 5 mL kloroform-amoniak 0,05 M ke dalaam lumpang dan melakukan penggerusan kembali
- Menyaring hasil penggerusan ke dalam tabung reaksi besar
- Ke dalam tabung reaksi yang berisi hasil penyaringan, menambahkan 10- 20 tetes H2SO4 2 N lalu mengkocok perlahan selama 2-3 menit
- Membiarkan campuran hingga terjadi pemisahan di dalam tabung reaksi
- Memisahkan lapisan asam sulfat (lapisan atas) yang terbentuk untuk dianalisis
- Menyiapkan 2 tabung reaksi bersih (tabung A dan tabung B), masing-masing diisi dengan sedikit fraksi asam sulfat yang diperoleh pada langkah 8
- Melakukan pengujian pada tabung A dengan menambahkan reagen mayer, nanti endapan / kabut putih terbentuk
- Pada tabung B menambahkan reagen dragendorf, mengamati terbentukny endapan jingga-merah
B. Identifikasi Steroid dan Terpenoid (LibermanBuchaed test)
- Meyiapkan 2 gram sampel kering berbentuk sabun, memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi dengan ethanul, bersih, dan kering
- Mendidihkan sampel dengan etanol 25 ml selama 25 menit
- Dalam keadaan panas menyaring campuran, kemudian uapkan pelarut hingga kering
- Memasukkan ekstrak kering yang diperoleh ke dalam lumpang lalu menambahkan kloroform, menggerus campuran bersih.
- Menyaring campuran ke dalam tabung reaksi besar, lalu menambahkan aquades dan campuran dikocok 2-3 menit
- Membiarkan campuran hingga terbentuk 2 lapisan yang terpisah, kemudian mengambil fraksi kloroform yang terbentuk untuk dilakukan uji terhadap steroid dan terpenoid
- Menambahkan sebuk norit secukupnya ke dalam fraksi klorofrom yang diperoleh lalu mengkocok dan membiarkan norit mengendap
- Mengambil fraksi kloroform dengan menggunakan pipet tetes, meneteskan ke dalam pelat tetes kemudian membiarkan hingga pelarut menguap
- Menambahkan ke dalam pelat tetes beberapa anhidra asam asetat dan asam sulfat pekat.
- Sebagai pembanding menambahkan H2SO4 pekat tanpa penambahan anhidrida asetat
- Mengamati warna yang terjadi pada pelat tetes
- Merah keunguan adalah terpenoid dan hijau asdalah steroid
C. Tahapan persiapan
- Menyiapkan 2 gram sampel kering berbentuk serbuk, memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi bersih dan kering
- Mendidihkan sampel dengan etanol 25 mL selama 25 menit
- Dalam keadaan panas, sarimg campuran, kemudian uapkan pelarut hingga kering
- Memasukkan ekstrak kering yang diperoleh ke dalam lumpang lalu menambahkan kloroform dan gerus campuran beberapa saat
- Menyaring campuran ke dalam tabung reaksi besar besar, lalu menambahkan aquades dan campuran dikocok 2-3 menit
- Membiarkan campuran membentuk 2 lapisan terpisah, kemudian ambil frasi air yang terbentuk dan melakukan uji flafonoid, fenolik,safonin
D. Identifikasi flavonoid
- Memasukkan fraksi air dari tahap persiapan ke dalam tabung reaksi
- Menambahkan serbuk logam Magnesium (Mg) dan beberapa tetes reaksi HCl pekat. Mengamati terbentuk warna pink
E. Identifikasi fenolik
- Memasukkan 1 mL fraksi selama 1-2 menit
- Tambahkan FeCl3 dan mengamati terbentuknya warna biru
F. Identifikasi safonin
- Memasukkan 1 mL fraksi selama 1-2 menit
- Mengkocok tabung reaksi selama 1-2 menit
- Terbentuknya busa yang cukup permanen (tidak hilang selama 5 menit).
- Menunjukkan busa yang cukpu safonin
DATA PENGAMATAN
Pengamatan |
Perlakuan |
Hasil |
A. Indentifikasi Alkanoid
|
Kulit jeruk kering
|
–
– – – |
B. Identifikasi Steroid dan Terpenoid
(+)terponoit hijau (+)steropod -> hijau biru |
|
+ – + + |
Perlakuan |
Pengamatan |
hasil |
C. Tahapan persiapan
|
||
D. Indentifikasi flavanoid
|
|
– – |
E. Identifikasi fenolik
|
|
– – |
F. Identifikasi safonin
|
|
– + |
PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk menguji fitokimia pada tumbuh-tumbuhan. Fitokimia sendiri yaitu ilmu yang mempelajari tentang aneka ragam senyawa organik yang dibentuk oleh tumbuhan yaitu yang berkaitan dengan biosintesisnya, metabolismenya serta perubahannya, struktur kimianya, dan penyebaran secara alamiah serta fungsi biologinya. Tumbuhan yang dipakai pada percobaan kali ini adalah buah jeruk bali. Pada percobaan kali ini, akan dilakukan identifikasi senyawa alkaloid, steroid, flavanoid, fenolik, dan safonin pada sampel buah jeruk bali.
A. Identifikasi alkaloid
Alkaloid pada tumbuhan mempunyai fungsi untuk melindungi tumbuhan dalam serangan hama atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion. Ada beberapa senyawa yang digunakan dalam identifikasi ini, yaitu kloroform, reagen mayer, dan dragendorf. Sampel buah jeruk bali yang telah dihaluskan diberi pelarut kloroform dengan tujuan mengikat senyawa yang terkandung selain kloroform. Kloroform akan memutus ikatan alkanoid dengan asam tanin. Setelah penambahan kloroform amoniak, sampel disaring. Setelah itu diberi tambahan H2SO4, yang terjadi setelah penambahan H2SO4, yaitu larutan membentuk 2 lapisan, larutan terbentuk menjadi 2 fase karena adanya perbedaan tingkat kepolaran. Tujuan H2SO4, ditambahkan yaitu untuk mengasamkan kembali garam dan untuk mengikat alkanoid. Kemudian lapisan H2SO4, yang terbentuk akan diuji dengan menggunakan reagen mayer dan reagen dragendorf. Untuk sampel larutan digunakan ada 2 macam, yaitu gerusan dari kulit jeruk bali yang kering dan kulit jeruk bali yang basah. Hasil dari uji reagen mayer pada sampel kulit jeruk yang kering maaupun basah tidak mengalami perubahan atau hasilnya negatif. Apabila hasilnya positif, larutan akan menghsasilkan endapan putih. Endapan putih yang dihasilkan berasal dari senyawa kompleks merkuri yang nonpolar. Uji yang kedua yaitu menggunakan senyawa dragendrorf, hasil dari pengujian ini yaitu pada larutan jeruk bali yang kering maupun basah tidak terjadi perubahan atau hasilnya adalah negatif. Pada uji ini apabila positif akan mengahsilkan endapan merah. Pada identifikasi alkaloid dapat disimpulkan bahwa pada buah jeruk bali tidak terdapat senyawa alkaloid, hal ini dapat didasarkan jurnal yang telah dicari belum ada keterangan bahwa jeruk bali mengandung alkaloid.
B. Identifikasi Steroid dan Terpomoid
Identifikasi steroid dan terpenoid bertujuan untuk mengidentifikasi adanya steroid dan terpenoid pada jeruk bali. Pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu menggerus 2 jenis kulit jeruk yaitu, kulit jeruk yang sudah dikeringkan dan kulit basah . sampel yang sudah dihaluskan, didihkan dengan etanol. Tujuan mendidihkan dengan etanol yaitu untuk melarutkan senyawa yang bersifat polar. Setelah larutan mendidih, larutan diuapkan dengan etanol, sehingga tujuan dari proses ini adalah untuk menguapkan etanol .sehingga kadar etanol dalam sampel berkurang. Setelah ditambah pelarut non polar yaitu kloroform untuk memutus atau mengikat senyawa yang terkandung dalam buah jeruk. Larutan ditambahkan air sebagai pelarut polar. Penambahan air ini adalah untuk mengikat senyawa non polar yang masih ada dalam filtrate karena alkohol, air, dan kloroform mempunyai sifat yang berbeda maka larutan terbentuk 2 lapisan yaitu lapisan atas dan bawah. Lapisan atas merupakan fraksi kloroform dan lapisan bawah merupakan fraksi air. Pada pengujian adanya steroid dan terponoid yang digunakan adalah fraksi kloroform. Sampel daun buah jeruk bali yang diuji ada 2 yaitu daun kering dan daun basah. Uji yang pertama adalah fraksi kloroform dengan anhibrida dan asam sulfat yang diuji dengan 2 sampel. Hasilnya yaitu pada daun kering dan basah terbentuk warna hijau yang menunjukkan bahwa daun jeruk bali mengandung steroid dan terponoid. Uji yang kedua yaitu fraksi kloroform dengan asam sulfat tanpa anhibrida yang diuji oleh 2 sampel. Hasilnya yaitu pada daun kering tidak terjadi perubahan atau hasilnya negatif, sementara daun basah hasilnya positif mengandung steroid dan terponoid. Pada literatur yang sudah dibaca, daun jeruk bali mengandung steroid danterponoid. Maka hasil yang ditunjukkan adalah positif. Pada percobaan diatas ada yang hasilnya negatif pada daun kering. Hal tersebut terjadi karena adanya faktor daun yang sudah tidak fresh lagi atau sudah kering. Sehingga kandungannya sudah tidak ada lagi.
C. Identifikasi flavonoid
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya gugus flavonoid. Pelaksanaan uji adanya flavonoid yaitu penggunaan pelarut fraksi air dari percobaan uji steroid dan terpenoid. Filtrat yang akan diuji ditambahkan logam Mg. Logam Mg yang ditambahkan akan bereaksi dengan senyawa flavonoid kemudian dilakukan penambahan HCl pekat untuk mendeteksi adanya senyawa flavonoid yang bereaksi dengan Mg. Mg akan mengikat Hcl. Setelah ditambahkan dengan HCl pekat, larutan tidak mengalami perubahan, pada larutan daun kering maupun larutan dari daun basah. Hal tersebut menunjukkan bahwa buah jeruk bali hasilnya negatif atau tidak mengandung flavonoid. Tetapi pada literatur yang dibaca, jeruk bali mengandung flavonoid. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kesalahan disaat praktikum. Hal tersebut bisa terjadi karena ketidaktelitian praktikan saat melakukan pengamatan dan melakukan praktikum.
D. Identifikasi fenolik
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya gugus fenolik. Percobaan ini menggunakan larutan fraksi air yang ditambahkan FeCl3 . FeCl3 akan membentuk ion kompleks. penambahan larutan kloroform bertujuan untuk mendeteksi adanya gugus fenol atau polifenolat pada asam lain. Berdasarkan percobaan didapatkan hasil yang negatif, fraksi air yang direaksikan dengan FeCl3 dan kedua sampel larutan daun kering dan basah . Tetapi pada literatur yang dibaca, jeruk bali mengandung flavonoid. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kesalahan disaat praktikum. Hal tersebut bisa terjadi karena ketidaktelitian praktikan saat melakukan pengamatan dan melakukan praktikum.
E. Identifikasi Saponin
Saponin merupakan senyawa alam yang rumit yang mempunyai massa molekul besar dan kegunaannya luas. Menurut Sangi, dkk (2008) senyawa saponin memiliki gugus polar dan nonpolar bersifat aktif permukaan, sehingga saat dikocok dengan air , saponin dapat membentuk misel. Pada struktur misel gugus polar menghadap keluar, sedangkan gugus no polar menghadap ke dalam. Menurut sebuah literature biji kelengkeng mengandung saponin namun pada percobaan yang telah dilakukan tidak menunjukkan hasil positif mengandung saponin. Hal itu karena identifikasi saponin ini memang sulit dilakukan. Bisa dilakukan tetapi biasanya tidak stabil sehingga sukar menunjukkan hasil positif selain itu juga karena mungkin kandungan saponin dalam jeruk bali tidak banyak sehingga tidak bisa dideteksi
SIMPULAN
- Melakukan uji fitokimia pada tumbuh – tumbahan yaitu pada daun buah jeruk bali untuk mengidentifikasikan kandungan yang terdapat didalamnya.
- Setelah dilakukan percobaan daun buah jeruk bali mengandung steroid, terpenoid. Yang seharusnya terdapat juga kandungan alkaloid, fenolik, dan flavonoid.
SARAN
1. Sebaiknya praktikan memahami dasar teori dengan baik sebelum melakukan praktikum
2. Sebaiknya Praktikan memahami aturan dalam Lab, dan Langkah Kerja dengan sangat baik.
3. Sebelum praktikum diharapkan praktikan dapat mencuci alat yang akan digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Syamsul. I986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Universitas Terbuka.
Harbone, J.B.,1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara modern Menganalisis Tumbuhan, ITB:Bandung
Sastromidjojo, H. 1996. Sintesis bahan muhrim, Cetakan ke 1. Liberty: Yogyakarta
Tyler, VE.,LYNN,R.B and ROBBERS , J.E.1998. Pharmacognosy. Lea and febiger: philadelphia
Sangi, dkk. 2013. Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa.
Jurnal Kimia Vol 1 No 12 (1) : 47-53.