Table of Contents

Laporan Praktikum Biokimia: Identifikasi Senyawa Golongan Vitamin (Vitamin B1, Vitamin B2, Dan Vitamin C)

Tujuan

  1. Mengidentifikasi vitamin B1, B2, C secara kualitatif dengan reaksi warna.
  2. Menjelaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi vitamin dalam sampel.

Landasan Teori

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi (Asra et al., 2018). Tanpa vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis. Berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air vitamin C dan vitamin B kompleks seperti thiamin (B1), riboflavin (B2), niasin (B3) atau (asam nikotinat, niasinamida), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam folat (B9), dan kobalamin (B12) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) (Zheng et al., 2019). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.

Vitamin B terdiri dari 8 macam, yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), dan B12 (kobalamin). Vitamin-vitamin tersebut kita butuhkan untuk meningkatkan fungsi mental, membuat kita tetap bersemangat, meningkatkan keseimbangan tubuh, dan membantu mempertahankan kesehatan kulit dan otot. Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat (TPP). Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak (Rahayu et al., 2019). Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet. Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet.

Riboflavin dikenal sebagai vitamin B2 adalah mikronutrisi yang mudah dicerna, bersifat larut dalam air, dan memiliki peranan kunci dalam menjaga kesehatan pada manusia dan hewan. Vitamin B2 diperlukan untuk berbagai ragam proses seluler. Seperti vitamin B lainnya, riboflavin memainkan peranan penting dalam metabolisme energi, dan diperlukan dalam metabolisme lemak, zat keton, karbohidrat dan protein. Vitamin ini juga banyak berperan dalam pembentukan sel darah merah, antibodi dalam tubuh, dan dalam metabolisme pelepasan energi dari karbohidrat. Riboflavin merupakan salah satu vitamin yang memiliki peranan penting dalam metabolisme energi (Laily et al., 2013). Riboflavin dapat ditemukan pada beberapa produk makanan dan pangan fermentasi. Salah satu pangan fermentasi Indonesia yang pada proses pembuatanya melibatkan BAL adalah sawi asin. Proses pembuatan sawi asin adalah dengan cara penggaraman tanpa penambahan kultur starter atau dapat dikatakan sebagai fermentasi spontan. Secara alami, bakteri asam laktat yang terlibat dalam fermentasi sawi asin adalah Leuconostoc mesenteroides, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus brevis, dan Pediococcus cereviceae (Shimizu, 2001).

Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat (Asra et al., 2018). Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai.Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai (Yuslianti, 2018).Sumber vitamin C ada dalam jeruk, tomat, kentang, kubis, cabe hijau, apel, nenas, belimbing, mangga, cabe rawit, jambu biji, pisang ambon. Akibat dari kekurangan vitamin ini adalah scurvy (perdarahan, gigi rontok, peradangan gusi).

Alat & Bahan

Alat :

  • Tabung reaksi
  • Penjepit tabung reaksi
  • Pipet tetes
  • Pembakar Spiritus

Bahan :

  • Tablet Vitamin B1
  • Tablet Vitamin B2
  • Vitamin C
  • Aquades
  • Reagen Fehling A
  • Reagen Fehling B
  • Reagen Parry
  • Reagen luff
  • Alkohol
  • Iodium
  • KMnO4
  • NaOH
  • CuSO4
  • AgNO3
  • FeCl3
  • NH4OH

Cara Kerja

1. Uji Vitamin B1

a. Sampel Vit + KMnO+ NaOH + Dikocok dan diamati perubahan warnanya

b. Sampel Vit B1 + CuSO4 + NaOH + Dikocok dan diamati perubahan warnanya + Di diamkan dan diamati perubahan warnanya

2. Uji Vitamin B2

Sampel Vit B2 + AgNO3 + Dikocok dan diamati perubahan warnanya

3. Uji Vitamin C

a. Sampel Vit C + FeCl3 + Dikocok dan diamati perubahan warnanya

b. Sampel Vit C + CuSO4 + NaOH + Dikocok dan diamati perubahan warnanya

c. Sampel Vit C + Reagen Luff +  NaOH+ Dipanaskan sambil dikocok dan diamati perubahan warnanya

d. Sampel Vit C + Fehling A + Fehling B + Dipanaskan sambil dikocok dan diamati perubahan warnanya

e. Sampel Vit C + Alkohol + Reagen Parri + NH4OH + Dikocok dan diamati perubahan warnanya

f. Sampel Vit C + iodium + Dikocok dan diamati perubahan warnanya

g. Sampel Vit C + KMnO+ Dikocok dan diamati perubahan warnanya

Data Pengamatan

No.

Senyawa

Perubahan Warna

1. Vitamin B1 + KMnO4 + NaOH Vitamin B1: putih

Campuran: coklat

2. Vitamin B1 + CuSO4 + NaOH Vitamin B1: putih

Campuran: hijau

3. Vitamin B2 + AgNO3 Vitamin B2: oranye

Campuan: oranye

4. Vitamin C + FeCl3 Vitamin C: bening

Campuran: coklat

5. Vitamin C + CuSO4 + NaOH Vitamin C: bening

  • CuSO4: biru kehijauan
  • NaOH: coklat kehijauan
6. Vitamin C + reagen luff + NaOH + panaskan Vitamin C: bening

Campuran: kuning pucat

Dipanaskan: coklat kemerahan

7. Vitamin C + fehling A + fehling B + panaskan Vitamin C: bening

  • Fehling A: biru kehijauan
  • Fehling B: hijau kekuningan
  • Dipanaskan: oranye
8. Vitamin C + alkohol + reagen parry + NH4OH Vitamin C: bening

  • Alkohol: bening
  • Reagen parry: pink keunguan
  • NH4OH: pink keunguan
9. Vitamin C + iodium Vitamin C: bening

  • Iodium: bening
10. Vitamin C + KMnO4 Vitamin C: bening

  • KMnO4: bening

Pembahasan

1. Uji Kualitatif Vitamin B1

Senyawa tiamin atau sering dikenal dengan sebutan vitamin B1 merupakan senyawa dengan cincin piridin dan tiazol yang dihubungkan dengan jembatan metilen. Rumus kimia tiamin yatu C12H17N4OS+ dengan rumus struktur

Vitamin B1 larut dalam air sehingga saat uji identifikasi, padatan dapat larut dalam reagen atau senyawa lain.

1.1 Vitamin B1 + KMnO4 + NaOH

Vitamin B1 yang digunakan berupa padatan berwarna putih. Ketika ditambah KMnO4 warna larutan menjadi ungu kemudian saat ditambah NaOH, campuran menetralkan pH, kemudian ditambah KMnO4 sebagai oksidator.

menjadi berwarna coklat. Vitamin B1 ketika direaksikan dengan KMnO4 dalam suasana basa seharusnya campuran berwarna hijau karena terjadi reaksi redoks MnO4 yang berwarna ungu menjadi Mn(VI) yang berwarna hijau. Ketidaksesuaian warna ini mungkin terjadi karena seharusnya vitamin B1 ditambah NaOH terlebih dahulu untuk meningkatkan pH menjadi basa sehingga vitamin B1 tidak stabil dan mengalami reaksi.

1.2 Vitamin B1 + Reagen Cuprifil

Reagen cuprifill terdiri dari CuSO4 dan NaOH. Vitamin B1 ditambah CuSO4 menjadi bening kehijauan kemudian ditambah NaOH menjadi berwarna hijau toska. Kemudian tabung reaksi dikocok dan dibiarkan untuk menunggu reaksi berlangsung. Warna larutan berubah menjadi hijau. CuSO4 bertindak sebagai oksidator dan mengalami reaksi reduksi Cu2+ menjadi Cu+. sedangkan vitamin B1 mengalami oksidasi. Reaksi reduksi Cu inilah yang menyebabkan perubahan warna pada larutan. NaOH digunakan untuk menaikkan pH larutan. Hal ini dilakukan karena vitamin B1 stabil dalam keadaan asam dan tidak stabil dalam keadaan basa. Jika vitamin B1 dalam keadaan stabil maka reaksi sulit berlangsung.

2. Uji Kualitatif Vitamin B2

Vitamin B2 disebut juga riboflavin merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, terdiri dari cincin trisiklik bernama isoalloxazin yang berikatan dengan derivat alkohol yaitu ribitol. Riboflavin memiliki rumus kimia C17H20N4O6 dengan rumus struktur

2.1 Uji Vitamin B2 + AgNO3

Vitamin B2 berwarna orange berbentuk padatan. Vitamin B2 dapat direaksikan dengan AgNO3 tanpa dilarutkan karena vitamin B2 mudah larut dalam air. Setelah direaksikan, larutan berubah menjadi oranye kemerahan. Unsur N dalam riboflavin mengikat Ag dan atom H mengikat NO3.

+ AgNO3 + HNO3

3. Uji Kualitatif vitamin C

Vitamin C (asam askorbat) adalah salah satu vitamin (nutrisi) yang sangat diperlukan oleh tubuh serta mempunyai fungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh (sistem imunitas tubuh). Vitamin C merupakan jenis vitamin yang mudah larut dalam tubuh, sehingga tubuh akan lebih mudah menyerap vitamin C dan menyalurkannya kepada seluruh anggota tubuh yang memerlukan. Asam askorbat atau vitamin C mempunyai rumus kimia C6H8O6 dan mempunyai rumus struktur sebagai berikut:

Vitamin C salah satu vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju perusakan meningkat karena kerja logam, terutama tembaga, besi, dan juga oleh kerja enzim. Eksposur oksigen, pemanasan yang terlalu lama dengan adanya oksigen, dan eksposur terhadap cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C makanan (Techinamuti & Pratiwi, 2018).

3.1 Uji Vitamin C + FeCl3

Uji vitamin C yang pertama yaitu larutan sampel vitamin C direaksikan dengan FeCl3. Uji larutan sampel dengan FeCl3 akan menunjukkan hasil positif jika menghasilkan warna merah-ungu. Terbentuknya larutan berwarna ini dikarenakan terjadinya reduksi ion besi (III) dari FeCl3 menjadi ion besi (II) oleh asam askorbat yang bersifat reduktor kuat dengan membentuk asam dehidroaskorbat dalam suasana basa. Reaksi yang terjadi yaitu

2Fe3+ + C6H8O6 →2Fe2+ + + C6H6O6+ 2H+

Dari reaksi diatas, vitamin C bersifat sebagai reduktor akan mengalami proses oksidasi menjadi asam dehidroaskorbat dan ion Fe3+ akan mengalami reduksi menjadi ion Fe2+. Jumlah Fe3+ yang ditambahkan harus dalam jumlah berlebih agar vitamin C habis bereaksi membentuk asam dehidroaskorbat dan terbentuk ion Fe2+.

Pada hasil percobaan ini didapatkan warna sampel setelah ditambahkan FeCl3 yaitu berwarna coklat. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terjadi uji positif kandungan vitamin C pada sampel. Hasil uji negatif ini juga dapat disebabkan karena pada larutan sampel tidak dalam keadaan netral atau basa. Karena reaksi ion Fe3+ akan semakin nampak apabila dalam suasana basa atau netral. Sehingga sebaiknya pada percobaan ini pada larutan sampel dinetralkan terlebih dahulu sebelum direaksikan dengan FeCl3.

3.2 Uji Vitamin C + CuSO4 + NaOH

Selanjutnya adalah uji vitamin C pada larutan sampel yang direaksikan dengan CuSO4 dan NaOH, hasil dari uji ini yaitu larutan sampel berubah warna menjadi biru kehijauan setelah ditambahkan dengan larutan CuSO4 dan ketika ditambahkan dengan NaOH larutan sampel berubah warna menjadi coklat muda kehijauan. Sesuai dengan teori bahwa larutan sampel akan menunjukkan perubahan warna menjadi biru keunguan, dan dalam percobaan ini larutan sampel berubah warna menjadi biru kehijauan. Hal ini menunjukkan adanya uji positif kandungan vitamin C pada sampel. Reaksi yang terjadi antara vitamin C dengan CuSO4 dan NaOH yaitu sebagai berikut:

C6H8O6 + CuSO4.5H2O+ NaOH à Na2SO4 + C6H12O6 + Cu2O + H2O

Adanya penambahan pereaksi tembaga (II) sulfat menyebabkan vitamin C mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ sehingga terjadi perubahan warna dari sampel menjadi biru kehijauan. Vitamin C bersifat asam yang larut dalam pelarut polar, sehingga untuk hasil yang terbaik digunakan NaOH yang bersifat basa. Alasan penambahan NaOH adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara sampel dan pelarut (Padang & Maliku, 2017).

3.3 Uji Vitamin C + Reagen Luff + NaOH

Uji vitamin berikutnya yaitu larutan sampel vitamin C yang direaksikan dengan reagen luff dan NaOH. Komponen utama dari reagen luff yaitu CuO. Berdasarkan pengamatan, larutan sampel ketika ditambahkan dengan reagen luff dan NaOH berubah warna menjadi kuning pucat kemudian larutan sampel dipanaskan sehingga berubah warna coklat kemerahan. Prinsip dari reagen luff yaitu mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. Uji positif pada reagen ini yaitu ditandai dengan adanya endapan merah yang berasal dari Cu2O. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi uji positif kandungan vitamin C.

3.4 Uji Vitamin C + Fehling A + Fehling B

Uji vitamin C selanjutnya yaitu larutan sampel vitamin C yang direaksikan dengan reagen fehling A dan fehling B. Berdasarkan pengamatan, larutan sampel yang ditambah dengan fehling A berubah warna menjadi biru kehijauan, setelah itu ditambahkan dengan fehling B dan dikocok sehingga membuat warna berubah menjadi hijau kekuningan. Berdasarkan hasil warna yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi uji positif kandungan vitamin C atau sampel mengandung vitamin C. Hal ini dikarenakan vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi fehling A dan fehling B menjadi ion Cu2+ dengan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah, kuning, atau hijau kekuningan. Setelah ditambahkan dengan fehling A dan fehling B, larutan sampel dipanaskan sehingga membuat warnanya berubah dari hijau kekuningan menjadi berwarna oranye. Hal tersebut dikarenakan kandungan vitamin C pada larutan sampel berkurang akibat dipanaskan. Menurut (Parreta, 2006) Vitamin C rentan terhadap udara, cahaya, panas, serta mudah rusak selama penyimpanan. Vitamin C mudah teroksidasi oleh panas, sinar, atau enzim oksidasi serta katalis tembaga dan besi.

3.5 Uji Vitamin C + Alkohol + Reagen Parri + NH4OH

Selanjutnya adalah uji vitamin C dengan alkohol ditambah reagen parri dan NH4OH. Ketika larutan sampel ditambahkan dengan alkohol warna larutan tidak berubah atau tetap berwarna bening, namun setelah ditambahkan dengan reagen parri dan NH4OH warna larutan sampel berubah menjadi warna pink keunguan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi uji positif pada kandungan vitamin C.

3.6 Uji Vitamin C + Iod + KMnO4

Uji vitamin C selanjutnya yaitu larutan sampel dengan indikator iodium dan KMnO4. Reaksi antara asam askorbat dengan iodin dan KMnO4 akan menghilangkan warna dari iodine dan KMnO4 . Berdasarkan pengamatan, ketika larutan sampel vitamin C ditambahkan iodin warna larutan tidak berubah atau berwarna bening kemudian larutan sampel ditambahkan larutan KMnO4 sehingga larutan sampel berwarna ungu, namun setelah beberapa saat larutan sampel kembali berwarna bening. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi uji positif kandungan vitamin C. Fungsi KMnO4 pada uji vitamin C adalah sebagai oksidator dan indikator adanya vitamin C dalam sampel. Suatu sampel diketahui mengandung vitamin C apabila warna KMnO4 yang diteteskan hilang. Mekanisme uji vitamin C adalah dengan terjadinya reduksi dan oksidasi dimana vitamin C bertindak sebagai reduktor atau yang mengalami oksidasi dan KMnO4 bertindak sebagai oksidator atau yang mengalami reduksi. Ion permanganat menerima elektron ion yang lepas dari vitamin C sehingga warna KMnO4 hilang. Reaksinya adalah sebagai berikut:

5C6H8O6 + 2MnO4 + 6H+ → 5C6H8O7 + 2Mn2+ + 3H2O

Sedangkan reaksi yang terjadi pada larutan sampel dengan iodin yaitu:

C6H8O6 + I2 → C6H6O6 + 2I+ 2H+

Dalam reaksi diatas vitamin C bertindak sebagai zat pereduksi (reduktor) dan I2 sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Dalam reaksi ini terjadi transfer elektron dari pasangan pereduksi ke pasangan pengoksidasi. Asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat, sedangkan iodium direduksi menjadi iodida seperti reaksi diatas.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan identifikasi vitamin B1, B2, C secara kualitatif dengan reaksi warna yaitu:

  1. Uji vitamin B1 didapatkan hasil uji negatif pada sampel yang direaksikan dengan KMnO4 + NaOH sedangkan larutan sampel dengan CuSO4+ NaOH menunjukkan uji positif
  2. Uji vitamin B2 didapatkan hasil uji positif pada sampel yang direaksikan dengan AgNO3 .
  3. Uji vitamin C didapatkan hasil uji positif dengan semua reagen, kecuali dengan reagen FeCl3 yang didapatkan hasil uji negatif.

Reaksi kimia yang mendasari identifikasi vitamin dalam sampel yaitu reaksi reduksi-oksidasi atau redoks.

Saran

  1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati perubahan warna yang terjadi pada sampel
  2. Sebaiknya sampel vitamin C yang digunakan harus disimpan dengan benar agar hasil yang didapatkan pada uji kualitatif dapat akurat karena vitamin C rentan terhadap udara, cahaya, panas.

Evaluasi

1. Terdapat dimana dan apa yang terjadi bila tubuh kekurangan vitamin D?

Jawab: Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh apabila mendapat asupan cahaya matahari yang cukup. Vitamin D juga dapat diperoleh dari makanan, seperti: ikan sarden, ikank salmon, ikank tuna, ikan patin, tiram, udang, jamur, kuning telur, susu kedelai, jeruk, dan oatmeal.

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti: mudah lelah, nyeri tulang dan otot, tulang keropos, penyembuhan luka lebih lama, dan mudah sakit.

2. Tuliskan struktur dan nama lain dari vitamin D

Jawab:

Vitamin D - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas nama lain vitamin D yaitu kalsiferol.

3. Terdapat dalam bahan makanan apa, dan apa yang terjadi jika tubuh kekurangan vitamin C

Jawab :

Sumber vitamin C ada dalam jeruk, tomat, kentang, kubis, cabe hijau, apel, nenas, belimbing, mangga, cabe rawit, jambu biji, pisang ambon. Akibat dari kekurangan vitamin ini adalah scurvy (perdarahan, gigi rontok, peradangan gusi).

4. Tuliskan struktur Vitamin E ?

Jawab:

5. Sebutkan fungsi vitamin E dalam makhluk hidup !

Jawab:

  • Meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi stress, meningkatkan kesuburan, mminimalkan resiko kanker dan penyakit jantung koroner
  • Berperan sangat penting bagi kesehatankulit
  • Sebagai antioksidan. Semua vitamin E adlah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Vitamin E bekerja dengan cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas Y. dalam reaksi tersebut vitamin E dirubah menjadi radikal. Namunradikal ini akan segera bergernasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan.
  • Melindungi sel darah merah yang mengagkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh dari kerusakan. Selain bisa melindungi dari akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan, vitamin ini juga bisa melindungi hewan dari akibat berbagai obat, bahan kimia, dan logam yang mendukung pembentukan radikal bebas.

6. Terdapat dalam bahan makanan apa dan apa yang terjadi bila tubuh kekurangan vitamin B1?

Jawab:

Nasi putih, kacang hitam dan kacang hijau, ikan tuna, nasi merah, biji bunga matahari, daging dan hati sapi, kacang kedelai, brokoli

Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri dan penyakit wenicke. Beri-beri dapat dikenali dari sesak napas,gerakan mata yang tidak normal, detak jantung meningkat, kaki bengkak dan muntah-muntah.

7. Tuliskan struktur dan nama lain dari vitamin B1 !

Jawab:

Nama lain yaitu Tiamina, aneurin (bahasa inggris: thio-vitamine, thiamine, thiamin adalah vitamin yang terlarut dalam air)

8. Terdapat dimana dan apa yang terjadi bila tubuh kekurangan vitamin B6?

Jawab:

Vitamin B6 ada dalam daging ayam, kalkun, daging sapi dan babi.

Akibat apabila kekurangan vitamin B6

  • Bibir pecah-pecah
  • Suasana hati gambang berubah
  • Kelelahan
  • Ruam kulit
  • Daya tahan tubuh lemah
  • Kejang-kejang
  • Kadar homosistensi tinggi

9. Tuliskan struktur dan nama lain dari vitamin B6 !

Nama lain vitamin B6 yaitu Piridoksina

CH11NO3

Piridoksina

10. Apa fungsi vitamin B6 dalam anabolisme protein?

Jawab:

Vitamin B6 bekerja dalam pemecahan protein dan sintesis asam amino

11. Tuliskan struktur dan nama lain dari Vitamin C ?

Nama lain vitamin C yaitu asam askorbat

13. Mengapa vitamin C dipakai sebagai antioksidan ?

Vitamin C dapat digunakan untuk antioksidan karena vitamin C atau asam askorbat dapat bereaksi dengan radikal bebas. Radikal bebas menerima atom H dari asam askorbat sehingga radikal bebas dapat terstabilkan. Secara sederhana reaksi yang terjadis sebagai berikut.

Ayok Belajar Uji Antioksidan dengan Metode DPPH - BELAJAR KIMIA

14. Mengapa reagen fehling harus dipisahkan dalam bentuk Fehling A dan fehling B?

Fehling A merupakan larutan cuprisulfat. Fehling B terdiri dari campuran larutan NaOH dan larutan kalium natrium tartrat yang disebut garam rochelle atau garam seignette. Kedua larutan fehling tidak boleh dicampur dalam penyimpanannya karena campuran dapat mudah terurai oleh warna.

Daftar Pustaka

Asra, R., Chandra, B., Zulharmita, Z., & Febrianti, E. 2018. Analisis Kualitatif Vitamin B1 Pada Kacang Hijau (Phaseolus radiates L.) Menggunakan Metode Konvensional dan KLTKT Silika Gel 60 F254. Jurnal Farmasi Higea, 10(2): 147-153.

Laily, I.N., Utami, R., & Widowati,E.2013. Isolasi dan karakterisasi bakteri asam laktat penghasil riboflavin dari produk fermentasi sawi asin. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(4).

Padang, S.A & Maliku, R.M. 2017. Penetapan Vitamin C pada Buah Jambu Biji Merah (psidium guajava L.) dengan Metode Na-2,6, Dichlorophenol Indophenol (DCIP). Jurnal Media Farmasi, 8 (2).

Perretta, L. 2006. Makanan Untuk Otak. Jakarta: Erlangga.

Rahayu, A., Yulidasari, F &   Irwan, M.S. 2019. Buku Ajar Dasar Dasar Gizi. Yogyakarta :  cv. Mine.

Shimizu S. 2001. Vitamins and Related Compounds: Microbial production. Biotechnology (2nd Edition). MacGraw Hill : New York

Techinamuti, N  & Pratiwi, R. 2018. Review: Metode Analisis Kadar Vitamin C. Jurnal Farmaka, 16 (2): 309-315.

Yuslianti, E. R. 2018. Pengantar Radikal Bebas dan Antioksidan. Yogyakarta: Deepublish.

Zhang, Y., Zhou, W. E., Yan, J.Q., Liu, M., Zhou, Y., Shen, X., & Li, G. H. 2018. A review of the extraction and determination methods of thirteen essential vitamins to the human body: An update from 2010. Molecules, 23(6): 1484.

Baca Artikel Lainnya

Sumber Penyebab Pencemaran Udara dan Hujan Asam

Pendahuluan Udara merupakan sumber yang paling penting bagi kehidupan manusia. Contohnya yaitu sebagai sumber untuk bernafas dan masih banyak lagi. Tidak hanya sebagian manusia saja yang dapat memanfaatkan udara. Hewan,

Laporan Praktikum Analisis Instrumen: Titrasi Konduktometri

Tujuan Mahasiswa dapat menggunakan instrumen elektrokimia dalam analisis kimia, khususnya untuk penentuan titik ekivalen dalam titrasi konduktometri Landasan Teori Titrasi adalah suatu proses dimana larutan ditambahkan dari buret sedikit demi

Sejarah Candi Borobudur Sebagai Karya Arsitektur Kuno Yang Megah

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia yang merupakan sebuah monumen yang mengesankan dan menjadi bukti kecerdasan serta keahlian seni peradaban kuno. Struktur yang luar biasa ini dianggap sebagai

Metode Fitoremediasi: Jenis-Jenis Tumbuhan untuk Proses Penyerapan Logam Berat (Kromium, Besi, dan Seng)

Proses Penyerapan Logam Berat Proses penyerapan limbah logam berat dalam metode fitoremediasi dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain,

Mengetahui Lebih dalam tentang Pajak Penghasilan (PPh): Jenis-jenis PPh, Cara Menghitung, dan Contoh Perhitungan

Pajak Penghasilan (PPH) adalah salah satu jenis pajak yang dikenakan oleh pemerintah Indonesia terhadap pendapatan yang diterima oleh wajib pajak. Pajak ini digunakan sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan

Pengertian dan Sejarah Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Pengertian SSA Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri ialah