Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Konduktometri ini salah satu metode analisa elektrokimia di samping potensiometri, amperometri dan sebagainya. Konduktometri ditekankan pada pengukuran secara kuantitatif menggunakan alat yang disebut konduktometer. Konduktometer merupakan alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan hambatan suatu kolom cairan. Selain itu, konduktometer memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Prinsip kerja konduktometer adalah sel hantaran dicelupkan dalam larutan ion positif dan negatif yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan. Semakin banyak konsentrasi dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor. Terdapat 3 komponen yang penting dalam konduktometer yaitu:
Sumber listrik: Sel untuk menyimpan larutan. Hantaran arus listrik DC melalui larutan merupakan proses faraday, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda. Arus AC tidak memerlukan reaksi elektrokimia pada elektroda-elektrodanya.
Tahanan Jembatan: untuk mengukur tahanan larutan.
Sel: terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda terbuat dari logam platina untuk menambah efektifitas permukaan elektroda.
Metode konduktometri dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen suatu metode titrasi. Titrasi konduktometri didasarkan pada metode analisa kuantitatif yang memanfaatkan daya hantar listrik suatu larutan. Besarnya daya hantar yang diperoleh bergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah jumlah partikel-partikel bermuatan dalam larutan, jenis ion yang ada, mobilitas ion media/pelarutnya, suhu, gaya tarik menarik ion dan jarak elektroda. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Pada konduktometri menggunakan dua elektrode inert (platinum yang terplatinasi) untuk mengukur konduktansi/daya hantar larutan elektrolit antara kedua elektrode tersebut, biasanya digunakan arus bolak balik dan alat penyeimbang jembatan Wheatstone. Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut.
Daya Hantar Listrik:
C = 1//R = k A/l
Keterangan:
G = Daya hantar listrik (ohm-1)
R =Tahanan (Ohm)
K = Konduktovitas (Sm-1)
A = Luas Permukaan Elektroda (m2)
l = Jarak kedua elektroda (m)
Syarat Sampel Konduktometri
a. Dalam reaksi kimia terjadi penggantian jenis ion yang terjadi dalam konduktivitas
b. Titrasi konduktometri dilakukan dengan titrasi pengendapan
c. Memiliki harga konduktivitas molar dari setiap masing – masing ion dengan suhu 25°C.
Kelebihan Titrasi Konduktometri
- Titrasi tidak menggunakan indikator, karena pada titik ekivalen sudah dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut.
- Dapat digunakan untuk titrasi yang berwarna
- Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapan
- Lebih praktis
- Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit
- Untuk persen kesalahannya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi volume
Kelemahan Titrasi Konduktometri
- Hanya dapat diterapkan pada larutan elektrolit saja
- Sangat dipengaruhi temperatur
- Harga alat cukup mahal
- Harus digunakan secara hati-hati
- Tidak dapat digunakan jika larutan terlalu asam atau basa karena dapat meleleh
Contoh Soal
Hitung daya hantar teoritis campuran setelah penambahan pereaksi berikut 0,001 mL; 1,00 mL; 2,00 mL; 3,00 mL; 4,00 mL; 5,00 mL; 6,00 mL; 7,00 mL; dan 8 mL.
a. Ba(OH)2 dengan HCl
b. Asam propionate dengan NH3 (KNH3 = 1,76× 10-5)
Jawab
a. Ba(OH)2 dengan HCl
Diketahui:
Ba(OH)2 = titrat
HCl = titran

Ba(OH)2 = Ba2+ + 2OH–
k = 63,6 + 2 (199)
= 461,6

No | Volume Pereaksi (A) | C | 1/R |
1. | 0,001 | 1.000.000 | 0,4616 |
2. | 1,00 | 1000 | 461,6 |
3. | 2,00 | 500 | 923,2 |
4. | 3,00 | 333,333 | 1384,801 |
5. | 4,00 | 250 | 1846,4 |
6. | 5,00 | 200 | 2308 |
7. | 6,00 | 166,666 | 2769,611 |
8. | 7,00 | 142,857 | 3237,321 |
9. | 8,00 | 125 | 3692,8 |

b. Asam propionate dengan NH3 (KNH3 = 1,76× 10-5)
Titrat : Asam propionate
Titran : NH3






No | Volume Titran (mL) | C | G |
1. | 0,001 | 1.000.000 | 216329,54 x105 |
2. | 1,00 | 1000 | 216,33 x 105 |
3. | 2,00 | 500 | 108,1648 x 105 |
4. | 3,00 | 333,333 | 72,11 x 105 |
5. | 4,00 | 250 | 54,08 x 105 |
6. | 5,00 | 200 | 43,27 x 105 |
7. | 6,00 | 166,666 | 36,05 x 105 |
8. | 7,00 | 142,857 | 30,90 x 105 |
9. | 8,00 | 125 | 27,04 x 105 |
