Table of Contents

Instrumen Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Pada Pembelajaran

Miskonsepsi adalah konsepsi yang bertentangan dengan teori secara ilmiah. Miskonsepsi ini menjadi suatu kesalahpahaman peserta didik terhadap suatu konsep tertentu sehingga dapat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Selain itu, adanya miskonsepsi ini juga dapat menghalangi masuknya informasi baru yang akan didapatkan oleh peserta didik ketika proses pembelajaran. Hal tersebut tentu dapat berpengaruh juga terhadap prestasi yang akan dicapai oleh peserta didik. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya miskonsepsi pada peserta didik yaitu berasal dari diri sendiri, guru, penyampaian materi dalam pembelajaran, cara mengajar, bahan ajar, atau lingkungan belajar. Mengidentifikasi miskonsepsi dapat dilakukan dengan beberapa cara lain yaitu: (1) peta konsep; (2) tes pilihan ganda dengan alasan terbuka; (3) wawancara diagnosis; (4) diskusi dalam kelas; dan (5) praktikum disertai tanya jawab; (6) two-tier diagnostic test; (7) three-tier diagnostic test; (8) four-tier diagnostic test

Peta Konsep

Peta konsep merupakan suatu kerangka terstruktur yang dapat digunakan untuk menggambarkan serangkaian konsep. Peta konsep dapat digambarkan dalam bentuk diagram dengan menggunakan node (simpul) untuk mewakili konsep-konsep dan panah atau garis untuk menghubungkan konsep-konsep yang memiliki hubungan atau keterkaitan. Peta konsep dapat menghubungkan konsep dan menekankan gagasan penting yang disusun secara hierarkis dan jelas. Peta konsep dapat mengidentifikasi miskonsepsi dengan melihat kebenaran dari hubungan antar konsep-konsep yang disajikan. Penggunaan peta konsep dalam mengidentifikasi miskonsepsi dapat maksimal apabila digabungkan dengan wawancara. Wawancara dapat berfungsi untuk mengetahui secara mendalam terkait gagasan-gagasan yang dimiliki oleh peserta didik.

Tes pilihan ganda dengan alasan terbuka

Tes pilihan ganda terbuka merupakan tes yang berisi pertanyaan yang akan dijawab peserta didik dengan dilengkapi alasan dari jawaban yang diberikan tersebut. Dalam tes pilihan ganda dengan alasan terbuka, peserta diberikan serangkaian pertanyaan yang memiliki beberapa pilihan jawaban, seperti pada tes pilihan ganda konvensional. Peserta harus mampu menjawab pertanyaan secara benar, serta memberikan alasan yang logis dan sesuai untuk setiap jawaban yang mereka pilih.

Alasan terbuka dalam tes ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk memperlihatkan pemahaman mereka yang lebih dalam terhadap materi yang diuji. Selain itu, tes pilihan ganda dengan alasan terbuka juga dapat membantu peserta untuk berpikir kritis dan menganalisis informasi dengan lebih baik, karena mereka harus merumuskan alasan atau justifikasi yang masuk akal untuk setiap jawaban yang mereka pilih.

Namun, tes pilihan ganda dengan alasan terbuka juga memiliki beberapa kendala. Salah satunya adalah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menjawab setiap pertanyaan karena peserta harus merumuskan alasan atau justifikasi yang tepat untuk setiap jawaban yang mereka pilih. Selain itu, penilaian jawaban alasan terbuka bisa lebih subjektif karena tergantung pada penilaian penguji terhadap kualitas alasan yang diberikan oleh peserta.

Wawancara Diagnosis

Wawancara diagnosis dalam pembelajaran merupakan suatu metode evaluasi atau asesmen yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk mengidentifikasi masalah, hambatan, atau kebutuhan belajar siswa seperti miskonsepsi. Guru dapat melakukan wawancara secara bebas atau terstruktur kepada peserta didik untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan penyebabnya. Kemudian guru dapat membenarkan konsep yang kurang tepat secara langsung agar peserta didik dapat membenarkan kesalahan konsep atau miskonsepsi yang telah terjadi sebelumnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara, guru atau pendidik dapat menyusun strategi atau rencana pembelajaran yang sesuai untuk membantu siswa mengatasi masalah atau hambatan belajar yang telah diidentifikasi. Strategi atau rencana pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa untuk membantu mereka mencapai potensi belajar optimal.

Diskusi dalam Kelas

Diskusi kelas dapat dilakukan dengan mengajak peserta didik untuk saling mengungkapkan pendapat atau gagasan mereka mengenai konsep yang telah diajarkan sebelumnya. Berdasarkan diskusi tersebut, guru akan mengetahui gagasan yang salah atau kesalahpahaman konsep yang terjadi pada peserta didik sehingga guru dapat langsung meluruskan miskonsepsi tersebut. Guru perlu memperhatikan dan mendorong peserta didik agar aktif berbicara untuk mengutarakan pendapatnya mengenai permasalahan yang sedang didiskusikan.

Praktikum disertai tanya jawab

Evaluasi pembelajaran praktikum adalah proses untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa melalui pengalaman praktikum yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa telah berhasil dalam menerapkan teori dan konsep yang dipelajari dalam situasi praktikum, serta untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dalam menjalani praktikum tersebut.

Pembelajaran praktikum yang disertai wawancara antara guru dan peserta didik dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi. Hal tersebut dilaksanakan dengan cara guru memberikan pertanyaan selama praktikum berlangsung mengenai persoalan pada praktikum tersebut, kemudian guru dapat menmperhatikan miskonsepsi yang mungkin terjadi pada peserta didik.

Two-Tier Diagnostic Test

Tes diagnostik Two-tier multiple choice merupakan instrumen soal yang memiliki dua tingkatan yaitu tingkat pertama berisi pertanyaan dan tingkat kedua berisi alasan jawaban yang diberikan pada tingkat pertama. Kelebihan dari tes diagnostik ini yaitu penyertaan alasan pada tingkat kedua dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam memberikan alasan dari jawaban yang diberikan serta dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Sementara kelemahan dari tes diagnostik ini yaitu tidak dapat membedakan peserta didik yang paham konsep, mengalami miskonsepsi, dan tidak paham konsep karena tidak adanya tingkat keyakinan.

Three-Tier Diagnostic Test

Tes diagnostik Three-tier multiple choice merupakan pengembangan dari Two-tier multiple choice yang mempunyai kelebihan dimana dapat membedakan antara terjadinya miskonsepsi atau tidak paham konsep dengan adanya tingkat keyakinan sehingga hasil yang akan didapat dalam mendeteksi miskonsepsi lebih akurat.  Penambahan tingkat keyakinan dalam soal bertujuan untuk mengukur kepercayaan diri peserta didik dalam menjawab pertanyaan  dan dalam memberikan alasannya. Tingkat keyakinan peserta didik dalam menjawab soal dan alasannya berada pada tier ketiga. Tingkat keyakinan ini juga mempunyai pengaruh terhadap penentuan miskonsepsi dan pemahaman konsep yang dikuasai peserta didik, dimana setiap peserta didik pasti memiliki keyakinan yang berbeda dalam menjawab soal. Kelemahan dari Tes diagnostik Three-tier multiple choice yaitu ketika tingkat keyakinan peserta didik ditanya secara bersamaan pada tahap pertama dan kedua.

Four-Tier Diagnostic Test

Four-tier multiple choice merupakan tes yang memiliki empat tingkatan soal. Tingkat pertama berisi pertanyaan pilihan ganda, tingkat kedua berisi tingkat keyakinan peserta didik dalam memilih jawaban, tingkat ketiga berisi alasan peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada tingkat pertama, dan tingkat keempat berisi tingkat keyakinan peserta didik dalam memilih alasan. Kelebihan tes diagnostik Four-tier multiple choice yaitu dapat membedakan tingkat keyakinan pada jawaban dan alasan karena tingkat keyakinannya dibuat secara terpisah sehingga dapat mendeteksi miskonsepsi secara mendalam. Tes diagnostik Four-tier multiple choice dapat berfungsi untuk menentukan bagian suatu materi yang membutuhkan penguatan dalam merencanakan pembelajaran selanjutnya. Kelemahan tes diagnostik Four-tier multiple choice yaitu membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab semua soal yang diberikan. Kelemahan lainnya yaitu tidak dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan kemungkinan pilihan peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada tingkat pertama dapat mempengaruhi pilihan terhadap jawaban pada tingkat ketiga yaitu pada pilihan alasan.

Baca Artikel Lainnya

Obat Batuk: Pentingnya Memahami Jenis Batuk dan Kondisi Kesehatan Pasien

Obat batuk adalah zat atau bahan yang digunakan untuk meredakan gejala batuk yang disebabkan oleh refleks tubuh untuk mengeluarkan lendir atau kotoran dari saluran pernapasan. Ada berbagai jenis obat batuk

Cara Analisis Senyawa Dari Gabungan Berbagai Data Spektrum (IR, UV, Massa, RMI Karbon, RMI Proton)

Spektrum IR Ada beberapa sinyal yang bisa diinterpretasikan dengan jelas. Regangan gugus karbonil bisa dilihat dari regangan C=O pada 1705 cm-1. Pada daerah sekitar 2900 cm-1 terlihat adanya regangan C-H.

Metode Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif Pada Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Analisis Kuantitatif 1. Metode Adisi Standar Dua atau lebih sejumlah volume tertentu dari sampel dimasukkan ke dalam labu takar. Satu larutan diencerkan dengan volume tertentu kemudian larutan yang lain sebelum

Perbedaan Ciri-Ciri Gaya Belajar Visual, Auditorial, Dan Kinestik

Gaya belajar merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi yang pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif. Pada awal pengalaman belajar, salah satu di antara

Penerapan Pembelajaran Etnosains Pada Materi Kimia: Rekontruksi Pengetahuan Masyarakat Terhadap Jarak Cina Sebagai Antiseptik

Pengertian Etnosains Ethnoscience berasal dari kata ethnos dari bahasa Yunani yang berarti bangsa dan kata scientia dari bahasa Latin yang berarti pengetahuan. Etnosains kurang lebih berarti pengetahuan yang dimiliki oleh

Pengertian Istilah-Istilah Pada Kimia Komputasi

Pemodelan Molekul Pemodelan molekul merupakan suatu model yang disusun dalam bentuk himpunan persamaan matematik yang mana model masih tetap menggunakan hasil dari pakar kimia dan menggunakan media komputer. Persamaan Schrodinger