Efek Samping BHA dan BHT

BHA (butylated hydroxyl anisole) dan Butylated hydroxytoluene (BHT) adalah bahan kimia sintetis yang terkait erat digunakan sebagai pengawet dan antioksidan dalam kosmetik antara lain pada pelembab, lipstik, dan sabun mandi. Meskipun BHA dan BHT memiliki manfaat dalam mencegah oksidasi pada produk kosmetik, penggunaannya yang berlebihan atau tidak sesuai dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan pada kulit.
BHA dan BHT dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit dan iritasi kulit. BHA dan BHT telah diklasifikasikan sebagai karsinogen. BHA dapat menyerap ke dalam kulit dan merusak lapisan kulit yang penting untuk menjaga kelembaban alami kulit. Akibatnya, kulit dapat menjadi kering dan teriritasi, terutama bagi orang dengan kulit sensitif. Selain itu, penggunaan produk kosmetik yang mengandung BHA dan BHT dapat memicu reaksi alergi pada kulit, seperti ruam atau gatal-gatal.
BHA dapat menyebabkan gangguan endokrin dengan mengganggu fungsi hormon dan dapat menyebabkan masalah pada organ reproduksi. Studi pernah dilakukan pada hewan yang menunjukkan bahwa BHA dapat mempengaruhi sistem hormon dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada organ reproduksi. Hal ini dapat mempengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi pada manusia. Meskipun belum ada studi yang membuktikan efek serupa pada manusia, namun hal ini tetap menjadi perhatian karena BHA dan BHT dapat terabsorbsi ke dalam tubuh melalui kulit.
BHT dapat bertindak sebagai promotor tumor di situasi tertentu. Penggunaan BHT pada kosmetik juga dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal. Hal ini disebabkan oleh kemampuan BHT untuk menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh.
sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan produk kosmetik yang mengandung BHA dan BHT. Pastikan penggunaannya sesuai dengan anjuran dan tidak berlebihan. Jika kulit terasa iritasi atau terjadi reaksi alergi, segera hentikan penggunaan produk tersebut. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kulit jika mengalami masalah pada kulit atau jika memiliki pertanyaan mengenai penggunaan produk kosmetik yang mengandung BHT.
Efek Samping Paraben
Paraben merupakan pengawet yang paling umum digunakan dalam kosmetik. Sekitar 75 hingga 90 persen kosmetik mengandung paraben (biasanya pada level yang sangat rendah). Meskipun paraben dapat memperpanjang masa simpan produk kosmetik, namun penggunaannya juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan.
Salah satu efek samping penggunaan paraben pada kosmetik adalah iritasi kulit. Paraben dapat merusak lapisan kulit yang penting untuk menjaga kelembaban alami kulit dan memicu reaksi alergi pada kulit, seperti ruam atau gatal-gatal. Penggunaan paraben juga dapat membuat kulit menjadi lebih kering, kasar, bersisik, bengkak, nyeri, dan melepuh atau seperti terbakar. Berbagai penelitian menunjukkan methylparaben diterapkan pada kulit bereaksi dengan bahan kimia lain, menyebabkan peningkatan penuaan kulit dan kerusakan DNA. Ketika diterapkan pada kulit dan diserap ke dalam tubuh, paraben dalam kosmetik memotong proses metabolisme dan masuk aliran darah dan organ tubuh utuh.
Beberapa studi menunjukkan bahwa paraben dapat mempengaruhi sistem hormon pada manusia. Paraben dapat mengganggu endokrin, meniru hormon estrogen dalam tubuh wanita, dan memicu ketidakseimbangan hormon pada organ reproduksi, seperti payudara dan testis. Paraben dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara dan mengganggu fungsi reproduksi pria. Paraben juga diketahui dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan paraben pada kosmetik dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
Tips Memilih Kosmetik yang Aman
Tips bagaimana memilih kosmetika yang tepat untuk mencegah efek samping setelah digunakan
- Mengurangi penggunaan kosmetik yang mengandung zat aktif berbahaya atau beralih ke alternatif yang lebih aman dan tidak beracun.
- Memeriksa semua label dengan cermat dan mencari bahan-bahan asing menggunakan sumber terpecaya seperti Skin Deep EWG.
- Membuat produk kosmetik seperti lulur dan masker wajah sendiri di rumah menggunakan bahan alam yang mudah dicari seperti aloevera, bengkuang, madu, putih telur dsb.
- Berhati-hatilah dengan produk yang mengklaimnya “murni,” “organik,” atau “alami,” karena tidak ada cadangan hukum untuk klaim ini, dan itu tidak secara otomatis membuat mereka lebih aman.
- Menggunakan produk yang memiliki sertifikasi BPOM dan halal.
- Mengenali jenis kulit dan memilih produk sesuai kulit yang dimiliki.