Edible coating atau lapisan yang dapat dimakan adalah sebuah teknologi pangan yang digunakan untuk menjaga kefreshan, kualitas, dan penampilan buah-buahan. Edible coating dapat diterapkan pada buah-buahan segar seperti stroberi, nanas, dan buah kering seperti kurma.
Lapisan yang dapat dimakan ini dapat menunda proses oksidasi pada buah-buahan sehingga dapat memperpanjang masa simpan buah-buahan. Edible coating juga dapat digunakan untuk meningkatkan tekstur buah-buahan, meningkatkan rasa buah-buahan, dan meningkatkan penampilan buah-buahan.
Selain digunakan untuk buah-buahan, edible coating juga dapat digunakan untuk makanan lain seperti sayur-sayuran, daging, ikan, dan produk susu. Edible coating juga dapat digunakan sebagai bahan pengemas untuk produk-produk makanan yang memerlukan perlindungan dari udara, cahaya, atau kelembaban.
Di masa depan, teknologi edible coating diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih baik dalam menjaga kefreshan dan kualitas produk-produk makanan. Penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan bahan-bahan baru yang lebih aman dan efektif untuk digunakan sebagai edible coating.
Syarat-Syarat Edible Coating
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh edible coating agar dapat digunakan pada produk makanan, diantaranya adalah:
- Keamanan: Edible coating harus terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk dikonsumsi dan tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan.
- Kompatibilitas: Edible coating harus kompatibel dengan produk makanan yang akan diterapkan, sehingga tidak menyebabkan perubahan warna, rasa, atau tekstur produk makanan.
- Daya sebar: Edible coating harus dapat merata dan menempel dengan baik pada permukaan produk makanan.
- Daya pelindung: Edible coating harus dapat melindungi produk makanan dari oksidasi, perubahan warna, atau perubahan rasa yang disebabkan oleh cahaya, udara, atau kelembaban.
- Stabilitas: Edible coating harus stabil dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk makanan.
- Kelarutan: Edible coating harus mudah larut dalam air atau dapat dikeluarkan dari produk makanan dengan mudah saat digunakan sebagai bahan pengemas.
- Sifat-sifat mekanis: Edible coating harus memiliki sifat-sifat mekanis yang baik seperti ketahanan terhadap gesekan, ketahanan terhadap suhu, dan ketahanan terhadap tekanan.
Kelebihan Edible Coating
- Memperpanjang masa simpan produk makanan: Edible coating dapat membantu menjaga keawetan produk makanan dan mencegah masuknya udara, cahaya, atau bakteri yang dapat merusak produk makanan.
- Mengurangi pemborosan makanan: Dengan memperpanjang masa simpan produk makanan, edible coating dapat mengurangi pemborosan makanan yang disebabkan oleh produk makanan yang rusak atau kedaluwarsa.
- Mengurangi biaya pengemasan: Edible coating dapat digunakan sebagai pengganti dari pengemasan yang lebih tradisional seperti plastik atau aluminium foil, sehingga dapat mengurangi biaya produksi produk makanan.
- Aman untuk konsumsi: Edible coating terbuat dari bahan-bahan yang aman untuk dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan.
- Mudah diterapkan: Edible coating dapat diterapkan dengan mudah pada berbagai jenis produk makanan seperti buah, sayur, daging, atau produk makanan olahan.
- Meningkatkan rasa & mengurangi perubahan rasa: Edible coating dapat meningkatkan rasa produk makanan dengan menambah rasa manis, asin, atau gurih produk makanan. Edible coating dapat mengurangi perubahan rasa yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti oksidasi atau paparan cahaya.
- Warna & Aroma: Edible coating dapat menjaga warna produk makanan dengan menghambat pemudaran warna produk makanan yang disebabkan oleh cahaya atau oksidasi. Edible coating dapat menjaga aroma produk makanan dengan menghambat pembusukan produk makanan.
- Menambah nilai estetika: Edible coating dapat menambah nilai estetika produk makanan karena dapat digunakan untuk memberikan warna atau tekstur yang menarik pada produk makanan.
- Biodegradable: Beberapa edible coating yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti tepung jagung, tepung kentang, dll yang lebih ramah lingkungan dan mudah diurai oleh mikroorganisme.
Kelemahan Edible Coating
- Biaya produksi yang tinggi: Pembuatan edible coating memerlukan bahan-bahan yang cukup mahal dan proses produksi yang rumit, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi produk makanan.
- Kompatibilitas dengan produk makanan: Beberapa jenis produk makanan mungkin tidak cocok dengan edible coating yang digunakan, sehingga dapat menurunkan kualitas produk makanan.
- Efektivitas yang terbatas: Edible coating mungkin tidak efektif dalam melindungi produk makanan dari faktor-faktor yang dapat merusak produk makanan seperti panas, cahaya, atau oksidasi.
- Perubahan rasa: Beberapa jenis edible coating dapat mengubah rasa produk makanan yang dicover, sehingga dapat mengurangi kesukaan konsumen terhadap produk makanan.
- Peraturan pemerintah : Beberapa negara mungkin memiliki peraturan yang ketat tentang bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan edible coating, sehingga dapat menyulitkan proses produksi dan penjualan produk makanan yang menggunakan edible coating.
- Penggunaan yang terbatas : Beberapa jenis produk makanan seperti produk yang dikemas dalam kemasan yang tidak dapat dibuka seperti kaleng atau botol, tidak dapat menggunakan edible coating.
Metode Pembuatan Edible Coating
Metode Coating dengan Emulsi
Emulsi adalah campuran stabil dari dua atau lebih cairan yang tidak dapat dicampur secara alami, seperti minyak dan air. Emulsi digunakan sebagai bahan dasar untuk edible coating karena dapat menyediakan lapisan pelindung yang tipis dan homogen pada produk makanan. Emulsi cair-dalam-cair (water-in-oil) terdiri dari air yang tert suspend dalam minyak, sedangkan emulsi cair-dalam-cair (oil-in-water) terdiri dari minyak yang tert suspend dalam air. Emulsi diterapkan pada produk makanan dengan cara dioleskan atau diaduk.
Salah satu contoh edible coating pada metode coating dengan emulsi adalah coating yang menggunakan bahan dasar emulsi lemak seperti lemak nabati atau lemak hewani. Emulsi lemak ini dicampur dengan bahan-bahan lain seperti garam, gula, rempah-rempah, atau bahan tambahan lainnya untuk memberikan rasa dan aroma yang diinginkan. Kemudian, emulsi lemak tersebut diterapkan pada produk makanan dengan cara diusap atau dioleskan.
Contoh lainnya adalah edible coating yang menggunakan bahan dasar protein seperti protein susu atau protein telur. Protein ini dicampur dengan bahan-bahan lain seperti garam, gula, rempah-rempah, atau bahan tambahan lainnya untuk memberikan rasa dan aroma yang diinginkan. Kemudian, emulsi protein tersebut diterapkan pada produk makanan dengan cara diusap atau dioleskan.
Keuntungan dari metode ini adalah dapat memberikan lapisan pelindung yang lembut dan tidak mengubah tekstur produk makanan. Selain itu, metode ini juga dapat diterapkan pada berbagai jenis produk makanan. Namun, metode ini memerlukan bahan tambahan seperti emulgator atau stabilizer untuk menstabilkan emulsi. Dan juga metode ini memerlukan peralatan yang cukup sederhana, seperti mixer atau kompor.
Metode Coating dengan Suspensi
Suspensi adalah campuran stabil dari partikel padat yang tidak dapat menyebar secara merata dalam cairan. Suspensi digunakan sebagai bahan dasar untuk edible coating karena dapat menyediakan lapisan pelindung yang tebal dan tidak homogen pada produk makanan. Suspensi cair-dalam-padat (water-in-solid) terdiri dari air yang tert suspend dalam bahan padat, sedangkan suspensi padat-dalam-padat (solid-in-solid) terdiri dari bahan padat yang tert suspend dalam bahan padat lain. Suspensi diterapkan pada produk makanan dengan cara dioleskan atau ditaburkan.
Salah satu contoh edible coating pada metode coating dengan suspensi adalah coating yang menggunakan tepung sebagai bahan dasar. Tepung tersebut dicampur dengan air atau cairan lain untuk membuat suspensi. Kemudian suspensi tersebut diterapkan pada produk makanan dengan cara diusap atau dioleskan.
Contoh lainnya adalah edible coating yang menggunakan bahan dasar protein seperti protein kedelai atau protein tepung ikan. Protein tersebut dicampur dengan air atau cairan lain untuk membuat suspensi. Kemudian suspensi tersebut diterapkan pada produk makanan dengan cara diusap atau dioleskan.
Keuntungan dari metode ini adalah dapat memberikan lapisan pelindung yang tebal dan kuat. Selain itu, metode ini juga dapat diterapkan pada berbagai jenis produk makanan. Namun, metode ini memerlukan bahan tambahan seperti aditif atau bahan pengikat untuk menstabilkan suspensi
Metode Coating dengan Spraying
Metode ini menggunakan teknik penyemprotan untuk menghasilkan edible coating yang tipis dan homogen. Edible coating diterapkan pada produk makanan dengan cara disemprotkan pada produk makanan menggunakan alat semprot.
Salah satu contoh Metode Coating dengan Spray adalah coating yang menggunakan bahan dasar cair seperti glukosa atau sirup jagung. Bahan tersebut dikemas dalam wadah spray dan diterapkan pada produk makanan dengan cara di semprotkan.
Contoh lainnya adalah edible coating yang menggunakan bahan dasar protein seperti protein kedelai atau protein tepung ikan dalam bentuk cair. Kemudian cairan tersebut di semprotkan pada produk makanan.
Keuntungan dari metode ini adalah dapat memberikan lapisan pelindung yang tipis dan merata secara merata pada produk makanan. Selain itu, metode ini juga dapat diterapkan pada produk makanan dengan bentuk yang unik atau sulit di lapisi dengan metode lain. Namun, metode ini memerlukan peralatan yang cukup mahal seperti spray dryer atau spray coater, dan juga memerlukan bahan tambahan seperti aditif atau bahan pengikat untuk menstabilkan cairan yang di semprotkan.
Metode Coating dengan Filtrasi
Metode ini menggunakan teknik filtrasi untuk menghasilkan edible coating yang tipis dan homogen. Edible coating diterapkan pada produk makanan dengan cara melewatkan produk makanan melalui filter yang mengandung edible coating.
Salah satu contoh Metode Coating dengan Filtrasi adalah coating yang menggunakan bahan dasar protein seperti protein kedelai atau protein tepung ikan dalam bentuk cair. Kemudian cairan tersebut di filtrasi melalui sebuah saringan untuk menghilangkan bahan yang tidak diinginkan. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan metode ultra filtrasi atau dia filtrasi.
Contoh lainnya adalah edible coating yang menggunakan bahan dasar tepung seperti tepung jagung atau tepung kentang dalam bentuk cair. Kemudian cairan tersebut di filtrasi melalui sebuah saringan untuk menghilangkan bahan yang tidak diinginkan.
Keuntungan dari metode ini adalah dapat menyediakan lapisan pelindung yang tipis dan homogen serta dapat diterapkan pada berbagai jenis produk makanan. Namun, metode ini memerlukan peralatan khusus seperti filter dan dapat mengubah tekstur produk makanan. Selain itu, metode ini juga memerlukan bahan tambahan seperti bahan pengikat atau pengental untuk menstabilkan edible coating.
Metode Coating dengan Membran
Metode Coating dengan Membran adalah salah satu metode pembuatan edible coating yang menggunakan lapisan membran sebagai lapisan pelindung pada produk makanan. Metode ini menggunakan teknik pembentukan lapisan membran yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti membekukan, mengeringkan, atau menyuling.
Proses pembentukan lapisan membran pada metode ini dapat dilakukan dengan cara:
- Membekukan: Lapisan membran dibuat dengan cara membekukan cairan edible coating. Proses ini dilakukan dengan cara mencampur bahan-bahan yang digunakan sebagai edible coating dengan produk makanan, kemudian dibekukan sehingga terbentuk lapisan membran yang kaku dan kental.
- Mengeringkan: Lapisan membran dibuat dengan cara mengeringkan cairan edible coating. Proses ini dilakukan dengan cara mencampur bahan-bahan yang digunakan sebagai edible coating dengan produk makanan, kemudian dibiarkan mengering sehingga terbentuk lapisan membran yang kering dan kaku.
- Menyuling: Lapisan membran dibuat dengan cara menyuling cairan edible coating. Proses ini dilakukan dengan cara mencampur bahan-bahan yang digunakan sebagai edible coating dengan produk makanan, kemudian diterapkan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga terbentuk lapisan membran yang kaku dan kental.
Salah satu contoh bahan penyusun coating pada Metode Coating dengan Membran adalah protein susu atau whey protein. Protein susu dapat digunakan sebagai bahan dasar dari coating yang digunakan untuk melapisi produk makanan seperti daging, ikan, atau produk susu lainnya. Protein susu memiliki sifat yang baik dalam menstabilkan cairan dan juga memiliki sifat anti-mikroba yang dapat membantu menjaga kualitas produk makanan.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan metode tergantung pada jenis produk makanan yang akan diolah dan tujuan dari pembuatan edible coating. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan edible coating, seperti kualitas bahan baku, konsentrasi bahan, metode aplikasi, dan kondisi proses.