Dampak Positif Kemajuan Literasi Digital dalam Relevansi Kehidupan Bermasyarakat
Pada dasarnya setiap manusia perlu berkomunikasi. Manusia juga perlu bahkan sesekali haus akan informasi. Mungkin, “kepo” (knowing every particular object) bisa menjadi istilah yang tepat. Sebuah laporan dari The Knight Commission, Informing Communities: Sustaining Democracy in the Digital Age, mengatakan bahwa orang mengakses berita dan informasi untuk memperoleh keuntungan dan melihat berbagai macam kesempatan yang berguna bagi diri atau orang-orang terdekat. Bisa dikatakan, orang membutuhkan akses terhadap informasi yang relevan dan terpercaya dengan tujuan membantu mereka untuk mengambil keputusan.
Munculnya berbagai platform media, baik media massa ataupun media sosial jelas memudahkan kita untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Informasi bisa berupa teks, gambar, gambar bergerak, desain grafis, suara, musik, dan juga interaktivitas (Hobbs, 2011). Televisi, radio, koran dan majalah, memang masih menjadi pilihan untuk mendapatkan informasi, tetapi saat ini sepertinya perangkat smart-phone menjadi pilihan utama karena mampu mendapatkan informasi sekaligus juga berkomunikasi.
Perkembangan literasi digital menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari kemajuan teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemajuan dan peran literasi digital memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan literasi digital, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri. Penghematan waktu dan keakuratan data menjadi kelebihan praktis dari fungsi perkembangan literasi digital. Integrasi pemahaman serta proses evaluasi pun akan mempermudah penggunaan akses digital untuk mendukung suatu kegiatan dalam pencapaian luaran suatu kegiatan yang sesuai dengan harapan.
Mengenai meltek atau melek teknologi dan media, erat kaitannya dengan kompetensi literasi digital. Kemampuan literasi, apapun itu, selalu berkaitan dengan kompetensi. Terdapat 5 (lima) dampak positif kompetensi dari literasi digital yaitu:
- kemampuan menggunakan teks, alat, dan teknologi untuk mengakses informasi dan hiburan;
- kecakapan dalam berpikir kritis, menganalisis, dan mengevaluasi data;
- mampu mengkomposisikan pesan dalam praktik yang kreatif;
- kemampuan untuk berefleksi dan berpikir etis; serta
- berpartisipasi aktif dalam aksi sosial baik secara individual ataupun melalui usaha kolaborasi dengan berbagai pihak
(Hobbs,2011)
Literasi digital tidak semata mata penguasaan teknologi komputer dan ketrampilan penggunaan internet belaka yang berkonotasi menjadikan manusia sebagai sosok robotic belaka, melainkan lebih luas daripada itu yakni memadupadankan “literasi” dan “digital”.
Jika informasi digital (Digital information) adalah simbol representasi data sementara literasi lebih kepada kemampuan membaca, menulis dan berfikir kritis (the ability to read for knowledge, write coherently, and think critically about the written word).
Dengan demikian kemajuan teknologi secanggih apapun, tetap harus bermanfaat dan mengandung kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat secara komprehensif, khususnya dalam interaksi sosial. Literasi digital sejatinya mendorong para penduduk di dunia digital (digital citizen) untuk lebih arif dalam menggunakan instrumen teknologi tersebut.
Dampak Positif Literasi Digital dalam Pendidikan
Kemajuan literasi digital memberikan manfaat dalam dunia Pendidikan, utamanya dalam pengembangan sistem kinerja dalam proses pembelajaran. Akses yang mudah terhadap berbagai informasi dan pilihan-pilihan hiburan bukan saja menuntut adanya pengetahuan, tapi juga kecakapan agar bisa membuat keputusan yang bijak dan bertanggung jawab. Terlebih bagi orang yang ingin memanfaatkan era digital, maka kecakapan seperti ini bukan lagi menjadi pilihan yang bisa dilakukan tapi justru adalah elemen esensial. Kompetensi tersebut juga berguna untuk mencegah orang percaya akan berita bohong (hoax atau fake news), manipulasi foto, email penipuan, phising, dan plagiarisme.
Manfaat Praktis dalam pembelajaran dikemas dalam 6 aspek pokok, yaitu:
- Informasi yang dibutuhkan menjadi lebih cepat dan lebih mudah dalam mengakses tujuan pendidikan.
- Sistem administrasi pada lembaga pendidikan akan lebih mudah dan lancar karena penerapan sistem teknologi dan informasi.
- Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber pengetahuan dan pendidikan pusat.
- Literasi digital sebagai sistem pendukung keputusan dalam dunia pendidikan. Pengajar meningkatkan kompetensi mereka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan profil lembaga pendidikan yang diakui oleh Pemerintah
- Inovasi dalam pembelajaran tumbuh di hadapan e-learning inovasi yang lebih memudahkan proses pendidikan.
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan literasi digital baik bagi siswa maupun pengajar.
Era digitalisasi saat ini dan di masa depan ditentukan oleh hal-hal non-material, yaitu informasi dan ilmu pengetahuan (Andriadi, 2016). Literasi digital dan media mendorong agar isi pendidikan (membaca, menulis, dan berdiskusi), cara kerja, proses dan strategi belajar, dibawa ke ruang digital dengan tetap mempertahankan bahkan meningkatkan cara berpikir kritis (critical thinking) dan kecakapan etis (ethical thinking). Dengan demikian, pendidikan tinggi perlu meningkatkan dan memperkuat kapasitas semua civitas akademika (dosen, tenaga kependidikan, pustakawan, dan mahasiswa) untuk berpartisipasi aktif, bukan hanya sebagai konsumen tapi juga sebagai produsen konten di ruang-ruang digital. Harapannya, civitas akademika aktif berkontribusi dalam produksi konten terkait isu yang menjadi diskursus di masyarakat, dengan isi konten yang positif, mencerdaskan dan kreatif.
Dampak Positif Literasi Digital dalam Proses Pembelajaran
Perlu dipahami bahwa literasi digital merupakan bagian dari pembelajaran kecakapan hidup (life skills). Budaya belajar membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, tetap dan harus dilakukan, sebagai bekal untuk mengisi ruang-ruang digital ini. Jelas ini merupakan tantangan bagi dunia pendidikan namun sebenarnya bisa dan harus mulai dilakukan. Mengingat bahwa lembaga penyelenggara pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam melahirkan para intelektual yang mampu menjawab tantangan hidup sehari-hari secara adaptif, efektif, mandiri, kreatif dan inovatif sehingga lulusan perguruan tinggi dari Indonesia mampu bersaing secara regional maupun global.
Perkembangan Literasi Digital melahirkan Inovasi Metode Pembelajaran dan Pembelajaran dalam Jaringan (daring) atau dikenal dengan istilah e-learning, diantaranya sebagai berikut
- Kemajuan literasi digital juga akan memungkinkan adanya teleconference atau pengembangan kelas virtual atau kelas yang berbasis yang tidak memerlukan pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
- Munculnya metode pembelajaran yang baru, yang memungkinkan pembelajar dan pengajar dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi menciptakan metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi yang abstrak, karena materi dapat dibuat dengan bantuan teknologi abstrak
- Perpustakaan online, perpustakaan online adalah perpustakaan dalam bentuk digital
- Diseminasi hasil penelitian, penelitian yang dipublikasikan dalam internet akan mudah digunakan oleh orang lain di seluruh penjuru dunia dengan cepat.
- “Computer Aided Instruction” telah melihat sedikit peningkatan kinerja siswa pada pilihan ganda, pengujian standar di beberapa daerah.