Green chemistry adalah konsep yang memfokuskan pada pengembangan proses kimia dan produk kimia yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Konsep ini telah menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir, karena tuntutan global untuk pengurangan limbah dan dampak lingkungan dari industri kimia. Green chemistry dapat dilakukan dengan menggunakan aspek sebagai berikut, yaitu meminimalkan zat berbahaya, penggunaan katalis reaksi dan proses kimia, penggunaan reagen yang tidak beracun, penggunaan sumber daya yang dapat diperbarui, peningkatan efisiensi atom, penggunaan pelarut yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.
Tujuan utama dari green chemistry adalah untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan senyawa kimia berbahaya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan energi. Hal ini dilakukan melalui penggunaan teknologi dan bahan kimia yang lebih aman dan berkelanjutan, serta melalui perubahan dalam proses produksi dan penggunaan produk kimia. Manfaat dari green chemistry tidak hanya terbatas pada pengurangan dampak lingkungan dan kesehatan manusia, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi. Dengan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan energi, serta mengurangi biaya pengelolaan limbah, green chemistry dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan industri kimia.
Penerapan Green Chemistry dalam Bidang Pendidikan
Green chemistry merupakan cara yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan kimia berbahaya dalam produk kimia dan proses produksi. Penerapan Green Chemistry sangat penting dalam mengurangi polusi dan melindungi lingkungan, terutama dalam hal pencemaran air. Salah satu contoh penerapan kimia hijau adalah dengan mengurangi bahan berbahaya yang digunakan dalam praktikum laboratorium, terutama di perguruan tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Purbawati pada tahun 2015 fokus pada penerapan prinsip kimia hijau dalam laboratorium kimia organik, khususnya pada reaksi nitrasi benzena. Penelitian ini menggunakan fenol, H2SO4, dan NaNO3 sebagai bahan baku. Fenol adalah polutan yang sangat berbahaya dan sulit terurai oleh organisme, serta memiliki sifat korosif yang dapat mengganggu kesehatan mata dan pernapasan. Sedangkan H2SO4 merupakan asam yang cukup berbahaya.
Untuk mengatasi masalah limbah dan bahan berbahaya, diperlukan alternatif bahan yang aman untuk digunakan dan dibuang. Dalam penelitian ini, Purbawati dan Wijayanto menggunakan bahan-bahan alami seperti asam salisilat dan vanilin sebagai pengganti bahan kimia berbahaya.
Secara keseluruhan, kimia hijau menawarkan pendekatan yang berkelanjutan dalam produksi dan aplikasi kimia, dan penerapannya sangat penting dalam melindungi lingkungan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengurangi limbah berbahaya dan menggunakan alternatif yang lebih aman, kita dapat mengurangi dampak pada lingkungan dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih berkelanjutan.
Penerapan Green Chemistry dalam Bidang Industri
Penerapan Green chemistry bukan hanya untuk diterapkan dalam praktikum laboratorium seperti di perguruan tinggi. Namun penerapan Green chemistry harus diterapkan juga pada pengolahan suatu produk di dalam industri. Limbah-limbah yang dihasilkan dalam industri harus dapat diolah agar tidak menjadi pencemar di dalam air. Salah satunya adalah penelitian dalam pengolahan limbah yang dilakukan oleh (Susanto & Artanti, 2019). Dalam penelitian ini yang dilakukan adalah dengan mengolah limbah cair kosmetik dengan menggunakan metode elektrokoagulasi. Metode elektrokoagulasi yaitu metoda pengendapan dengan koagulan yang dibangkitkan secara listrik dengan mengorbankan elektroda. Metoda ini dilakukan dengan sederhana dan mudah diterapkan dengan kemampuan yang baik dalam menggumpalkan berbagai polutan organik maupun anorganik. Pada prinsipnya, metoda elektrokoagulasi menerapkan dua buah lempeng elektroda yang dimasukkan kedalam limbah cair yang diolah. Kedua elektroda dialiri arus searah (DC = direct current) sehingga terjadi proses elektrokimia. (Susanto & Artanti, 2019).

Selain produk kosmetik yang banyak diproduksi oleh industri, produk batik juga merupakan salah satu produk yang banyak dihasilkan oleh industri di Indonesia. Batik merupakan salah satu produk tekstil yang ikut mengalami peningkatan yang cukup pesat, karena saat ini model pakaian batik selalu mengikuti perkembangan mode. Namun, industri batik ini termasuk dalam industri tekstil yang paling banyak menggunakan air dalam proses produksinya, sebagai akibatnya limbah cair yang dihasilkan mencapai 80% dari seluruh jumlah air yang dipergunakan dalam pembatikan. Oleh karena itu, sebelum limbah dari pengolahan batik ini dibuang ke badan air, perlu dilakukan pengolahan limbah terlebih dahulu yang memenuhi baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan air untuk menanggulangi jumlah pencemar dengan cara menyerap, mengumpulkan dan mendegradasi bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat dalam limbah tersebut, atau yang lebih dikenal sebagai fitoremediasi. Tumbuhan air yang bisa digunakan untuk proses fitoremediasi adalah eceng gondok (Suharto et al, 2018).
Penerapan Green Chemistry dalam Bidang Kesehatan
Selain berasal dari laboratorium dan dari industri seperti yang dijelaskan di atas, limbah juga dapat berasal dari rumah sakit yang merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, dan bahan kimia beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola dengan baik. Salah satu limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang perlu diupayakan pengolahannya yaitu limbah cair. Limbah cair rumah sakit seperti halnya limbah lain yang akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji kadar pada umumnya seperti pH, suhu, kekeruhan. Salah satu cara pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, sederhana dan hemat enegi adalah proses pengolahan dengan menggunakan kombinasi proses biofilter aerob-anaerob dengan penambahan media pasir, arang kayu, batu kerikil, dan tumbuhan eceng gondok, dari proses pengolahan tersebut dapat diperoleh hasil air olahan yang cukup baik, serta proses pengohan yang stabil. Kualitas Limbah rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan harus memenuhi persyaratan baku mutu efluen sesuai keputusan pemerintah yang telah diatur. (Fitriana & Welyadi, 2016)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Sari, 2015), dalam pengolahan limbah cair rumah sakit dengan metode biofilter menggunakan mikroorganisme anaerob yang merupakan komposisi bakteri probiotik aktif yang mampu bekerja secara sinergis pada limbah domestik rumah sakit. Komposisi bakteri jenis ini adalah Nitrobacter sp, Nitrosomonas, Pseudomonas sp, Bacillus sp. Manfaat yang didapat dari bakteri jenis ini yaitu dapat menguraikan bahan organik (protein, karbohidrat, dan lemak) secara biologis, menguraikan NH3 dan NO secara anaerob, menghilangkan bau, dan mampu menekan populasi bakteri patogen. Sedangkan mikroorganisme aerob yang digunakan adalah Microplus yang merupakan komposisi bakteri probiotik murni dan bersifat aerob (hidup dalam kondisi yang banyak oksigen) dan dapat menguraikan bahan – bahan organik yang beracun. (Sari, 2015)
Daftar Pustaka
Fitriana, Lila., Welyadi, Encik. 2016. Uji Efektivitas Pengelolaan Air Limbah Rumah Sakit Pertamedika Menggunakan Sistem Biofilter Aerob-Anaerob. Jurnal Harpodon Borneo. 9(2): 111-122
Prabawati, Susy Yunita & Wiyayanto, A. 2015. Penerapan Green Chemistry Dalam Praktikum Kimia Organik (Materi Reaksi Nitrasi pada Benzena). Intregated Lab Journal. 3(1): 1-8.
Sari, Weny Marita. 2015. Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob. Jurnal Distilasi. 1(1): 7-18
Suharto, Bambang., Wirosoedarno, Ruslan., Sulanda, Rio Hengki. Pengelolaan Limbah Batik Tulis Dengan Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Enceng Gondok (Eichornia Crassipes). Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Susanto & Artanti, Kareina. 2019. Pengolahan Limbah Cair Kosmetik Secara Elektrokoagulasi Sistem Batch. Jurnal Ilmiah ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup. 19(2): 44-54
Wijayanto. 2016. Penerapan Green Chemistry Pada Praktikum Kimia Pangan (Materi Analisis Pemanis Buatan Dalam Minuman Ringan). Intregated Lab Journal. 4(2): 231-240