Table of Contents

Cara Analisis Senyawa Dari Gabungan Berbagai Data Spektrum (IR, UV, Massa, RMI Karbon, RMI Proton)

Spektrum IR

Ada beberapa sinyal yang bisa diinterpretasikan dengan jelas. Regangan gugus karbonil bisa dilihat dari regangan C=O pada 1705 cm-1. Pada daerah sekitar 2900 cm-1 terlihat adanya regangan C-H.

Spektrum UV

Pada konsentrasi 33,3 mg dalam 10 ml dengan tebal kuvet 1 cm, senyawa ini memberikan lamda max pada 270 nm dengan absorban 0,7. Serapan ini diberikan oleh :

Hal ini mengindikasikan adanya kromofor keton. (BM = 72 dilihat dari spektrum massa).

Diket :      

A = 0.7

b = 1

BM = 72

mol = gram/BM = 0.0333 gram/72 = 4.625 x 10-4 c = Molar = mol/ liter = (4.625 x 10-4)/0.01 liter

A = e . b . c

e = A/(b.c) = 0.7 / (4.625 x 10-2) = 15

Spektrum Massa

Terlihat bahwa nilai M+. senyawa ini adalah 72 dengan rumus molekul C4H8O. Ada beberapa fragmen senyawa yang muncul yaitu fragmen 57 menandakan bahwa senyawa ini melepaskan CH3 (72-57 = 15). Fragmen 43 menandakan bahwa senyawa ini melepaskan gugus  C2H5 (72-43 =  29) sedangkan fragmen 29 menandakan fragmen C2H5C=O (72-29 = 43).

Spektrum RMI Karbon

Dengan menggunakan proton decoupled (pengaruh proton terhadap sinyal karbon dihilangkan) terlihat total jumlah relatif karbon didalam molekul ini adalah 4 buah. Dari spektrum proton coupled (pengaruh proton terhadap karbon) dapat dianalisa jumlah proton pada masing-masing karbon. Sinyal karbon pada d 9 ppm dan d 29 ppm terpecah menjadi 4, yang menunjukkan bahwa masing-masing karbon ini mempunyai 3 proton (hukum n+1). Sinyal karbon pada d 37 ppm terpecah menjadi 3, menunjukkan bahwa karbon ini memiliki 2 proton sedangkan sinyal karbon pada d 210 ppm tidak terpecah yang menandakan bahwa karbon ini tidak memiliki proton. Sinyal pada d 210 ppm merupakan sinyal yang khas untuk karbonil dari keton

Dari data pergeseran kimia karbon, bisa diramalkan lingkungan kimia dari masing-masing karbon. Sinyal pada d 9 ppm menandakan bahwa karbon ini melekat pada karbon alifatik lainnya sedangkan sinyal pada d 29 ppm dan d 37 ppm mengindikasikan bahwa karbon ini melekat pada karbon lain yang mempunyai gugus karbonil.

Spektrum RMI Proton

Disini terlihat adanya 3 kelompok sinyal proton pada lingkungan kimia yang berbeda-beda, yaitu pada d 0.9 ppm, 2.0 ppm dan 2.4 ppm dengan perbandingan tinggi integral berturut-turut adalah 3 : 3 : 2. Hal ini menandakan bahwa sinyal pada d 0.9 dan 2.0 ppm masing-masingnya memiliki jumlah relatif proton 3 buah, sedangkan sinyal pada d 2.3 ppm memiliki jumlah relatif proton 2 buah. Dari data pergeseran kimia, bisa diramalkan posisi atau lingkungan kimia dari suatu proton. Pergeseran kimia pada d 0.9 ppm menandakan bahwa atom karbon tempat melekatnya proton ini terikat pada karbon alifatik sedangkan sinyal pada d 2.0 dan 2.4 ppm mengindikasikan bahwa karbon tempat melekatnya proton ini berikatan dengan gugus karbonil

Dari bentuk sinyal yang ada, terlihat bahwa sinyal pada d 0.9 ppm terpecah menjadi 3, mengindikasikan bahwa proton ini bertetangga dengan dua proton (hukum n+1) sedangkan sinyal pada d 2.3 ppm terpecah menjadi 4 yang menandakan bahwa proton ini bertetangga dengan 3 proton. Disini dapat disimpulkan bahwa proton pada d 0.9 ppm bertetangga dengan proton pada d 2.3 ppm. Proton pada d 2.0 ppm muncul sebagai sinyal tunggal yang mengindikasikan bahwa proton ini tidak memiliki proton tetangga.

Penggabungan Hasil Analisa Seluruh Data

Dari data spektrum ultraviolet, tidak banyak data yang bisa digunakan dalam penentuan struktur selain dari adanya kromofor keton. Data penting yang didapat dari spektrum UV adalah koefisien ekstinsi molar yang nantinya bisa digunakan terutama untuk analisa kuantitatif.

Data yang dapat diambil dari spektrum inframerah adalah kehadiran gugus karbonil yang diperkuat dengan kehadiran gugus keton pada spektrum RMI karbon.

Tidak ada perbedaan data jumlah proton dan karbon dari spektrum massa dengan jumlah proton dan karbon pada spektrum RMI, yaitu sama-sama memiliki data 4 karbon dan 8 proton. Pada spektrum massa, adanya fragmen 15 dan 29 berarti molekul ini mengandung gugus metil dan etil.

Dari spektrum karbon RMI terlihat bahwa molekul ini mempunyai dua buah gugus ujung CH3, dua buah gugus tengah (gugus CH2) dan satu karbonil keton, yang salah satu gugus metil dan gugus CH2-nya terikat langsung dengan gugus karbonil (berarti kehilangan gugus metil dan keton).

Hasil analisa spektrum RMI proton, terlihat bahwa salah satu gugus metil melekat pada gugus metilen,

Karena gugus CH2 berdekatan dan satu gugus CH3 lainnya (yang berdekatan dengan gugus karbonil), maka dapat disimpulkan bahwa senyawa ini memiliki rumus struktur:

Struktur ini bisa dikonfirmasikan dengan mekanisme fragmentasi dari spektrum massa seperti dibawah ini:

Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan data yang ada dapat disimpulkan bahwa senyawa ini adalah etil metil keton dengan analisa RMI seperti dibawah ini:

Baca Artikel Lainnya

Hukum Dasar dan Prinsip Dasar Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

Hukum Dasar AAS AAS didasarkan pada proses penyerapan energy oleh atom-atom yang berada pada ground state. Akibatnya, electron dari atom-atom bebas tereksitasi ini tidak stabil dan akan kembali ke keadaan

Laporan Praktikum: Penentuan Kadar Protein Secara Spektrofotometri & Sifat Asam Basa Asam Amino

Tujuan Memahami penggunaan spektrofotometri sebagai alat untuk menganalisis kadar protein dari telur Menjelaskan prinsip dasar penggunaan spektrofotometri dalam analisis kadar protein dari telur Terampil menggunakan spektrofotometri untuk menentukan kadar protein

Laporan Praktikum Kimia Analitik Dasar: Penetapan Kadar KIO3 Dengan Metode Iodometri

Tujuan Praktikum a. Mengetahui proses titrasi iodometri b. Menentukan kadar KIO3 dalam garam beriodium Dasar Teori Dalam tubuh terkandung sekitar 25 mg yodium yang tersebar dalam semua jaringan tubuh, kandungannya

Keterampilan Mengadakan Variasi pada Proses Pembelajaran di Kelas

Pengertian Keterampilan Variasi Secara umum, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar terasa nyaman. Murid

Metode Pengawetan Bahan Pangan: Pengawetan Termal, Pengawetan Kimia, Pengawetan fisik, & Pengawetan Radiasi

Sebagian besar makanan mengandung enzim atau bahan kimia alami, seperti asam atau alkohol, yang menyebabkan makanan dapat menjadi rusak (busuk) setelah dipanen. Selain itu, faktor lingkungan, seperti panas dan keberadaan

Mengenal Struktur Molekul Air, Ikatan Air, Disosiasi Air, Serta Perubahan Kimia dan Fisika Air

Struktur Molekul Air Air murni tersusun oleh bagian terbesar berupa H2O dengan berbagai isotop oksigen yang berbeda sebagian besar memiliki isotop 16O sebagian kecil antara lain 17O dan 18O. Atom