Table of Contents

Analisis Bahan Tambahan Pangan (BTP): Analisis Zat Warna Pada Bahan Pangan

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan.

Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah:

  1. Mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan. Contohnya: tambahan vitamin, iodin, zat besi, asam amino
  2. Mempertahankan kesegaran bahan, terutama untuk menghambat kerusakan bahan oleh mikroorganisme (jamur, bakteri, dan khamir). Bahan pengawet yang ditambahkan dengan tujuan umtuk mempertahankan kersegaran warna maupun aroma. Misalnya: natrium nitrit (dapat mematikan bakteri, mempertahankan warna daging, antioksidan, mencegah ketengikan dangan vitamin C dsb).
  3. Membantu mempermudah pengolahan dan persiapan
  4. Membantu memperbaiki kenampakan atau aroma makanan. Misalnya pewarna makanan (alamiah maupun buatan) dan aroma.

Metode Analisis Zat Warna

Bahan pangan akan menjadi berwarna jika ditambahkan zat pewarna ke dalamnya. Pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar terlihat lebih menarik.

a. Cara Reaksi Kimia

Berikut adalah beberapa metode analisis zat warna pada bahan pangan yang menggunakan pereaksi kimia seperti HCl pekat, H2SO4 pekat, NaOH 10%, dan NH2OH 10%:

  1. Reaksi Pengendapan dengan HCl pekat: HCl pekat dapat digunakan sebagai pereaksi untuk mengendapkan atau menghilangkan zat warna tertentu dalam bahan pangan. Zat warna yang mengendap dapat diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan perubahan warna atau karakteristik fisik endapan yang terbentuk.
  2. Reaksi Pengendapan dengan H2SO4 pekat: H2SO4 pekat juga dapat digunakan sebagai pereaksi untuk mengendapkan atau menghilangkan zat warna dalam bahan pangan. Pengendapan zat warna dapat diidentifikasi dan dianalisis berdasarkan perubahan warna atau karakteristik fisik endapan yang terbentuk.
  3. Reaksi Asam-Basa dengan NaOH 10%: NaOH 10% dapat digunakan sebagai pereaksi dalam reaksi asam-basa untuk mengidentifikasi zat warna tertentu dalam bahan pangan. Perubahan warna atau perubahan karakteristik lainnya yang terjadi setelah penambahan NaOH 10% dapat digunakan sebagai indikator dalam analisis zat warna.
  4. Reaksi Reduksi dengan NH2OH 10%: NH2OH 10% dapat digunakan sebagai pereaksi reduktor untuk mengurangi zat warna tertentu dalam bahan pangan. Perubahan warna yang terjadi setelah penambahan NH2OH 10% dapat diukur dan digunakan untuk menghitung konsentrasi zat warna dalam bahan pangan.

b. Cara Kromatografi

Analisis zat warna pada bahan pangan dapat dilakukan menggunakan metode kromatografi, yang merupakan salah satu metode pemisahan dan analisis yang umum digunakan dalam kimia. Kromatografi adalah teknik yang berdasarkan pada perbedaan afinitas zat terhadap dua fase yaitu fase diam (stationer) dan fase bergerak (mobile). Beberapa jenis kromatografi yang sering digunakan untuk analisis zat warna pada bahan pangan antara lain kromatografi kertas, kromatografi kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), dan kromatografi lapis tipis.

  1. Kromatografi Kertas: Dalam kromatografi kertas, sampel bahan pangan diletakkan pada kertas kromatografi sebagai fase diam, dan eluen (pelarut) sebagai fase bergerak. Eluen akan bergerak melalui kertas kromatografi membawa zat warna dalam sampel bergerak bersama dengan eluen. Zat warna dalam sampel akan bergerak dengan laju yang berbeda berdasarkan afinitasnya terhadap fase diam dan fase bergerak, sehingga dapat dipisahkan menjadi berbagai komponen zat warna yang berbeda.
  2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC): HPLC adalah metode kromatografi yang menggunakan kolom kromatografi yang diisi dengan fase diam yang sangat halus sebagai fase diam, dan pelarut cair sebagai fase bergerak. Sampel bahan pangan diinjeksikan ke dalam kolom dan diperoleh pemisahan zat warna berdasarkan perbedaan afinitasnya terhadap fase diam dan fase bergerak. Pemisahan dapat dikendalikan dengan lebih baik dan hasil analisis lebih akurat dibandingkan dengan kromatografi kertas.
  3. Kromatografi Lapis Tipis: Dalam kromatografi lapis tipis, sampel bahan pangan diletakkan pada lapisan tipis fase diam pada permukaan pelat kromatografi, dan eluen sebagai fase bergerak. Eluen akan merambat melalui pelat kromatografi membawa zat warna dalam sampel bergerak bersama dengan eluen. Zat warna dalam sampel akan bergerak dengan laju yang berbeda berdasarkan afinitasnya terhadap fase diam dan fase bergerak, sehingga dapat dipisahkan menjadi berbagai komponen zat warna yang berbeda.

Setelah pemisahan, zat warna yang dipisahkan dapat diidentifikasi dan dianalisis menggunakan detektor kromatografi yang sesuai, seperti detektor UV/Vis untuk zat warna yang memiliki absorbansi UV/Vis, atau detektor massa untuk analisis yang lebih spesifik. Selain itu, metode kromatografi juga dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi zat warna dalam bahan pangan berdasarkan respons detektor terhadap konsentrasi zat warna yang terpisah pada kolom atau pelat kromatografi.

C. Uji Cepat Pewarna Sintetik Test Kit Malachite Green

Senyawa ini biasanya digunakan sebagai bahan pewarna untuk tekstil. Tetapi senyawa ini juga digunakan oleh pembudidaya ikan sebagai antiseptic dan oleh beberapa pengusaha makanan nakal sebagai bahan pewarna hijau untuk membuat bagus tampilan warna produk mereka. Walau bagaimanapun, Malachite Green adalah senyawa yang bersifat karsinogenik dan tentu akan merugikan kesehatan konsumen jika senyawa ini didapati ada pada produk yang mereka makan.

Test Kit Malachite Green adalah produk alat uji cepat (screening test) yang diproduksi oleh Easy Test untuk mendeteksi cepat ada atau tidaknya Malachite Green pada produk pangan yang diuji.

Test kit:

– 1 botol Reagent A (10 ml)

– 1 botol Reagent B (10 ml)

Prosedur pengujian:

Ambil cairan uji, masukkan dalam botol uji atau tabung reaksi sebanyak 1 ml.

Tambahkan 4 tetes Reagent A dan amati perubahan warna yang terjadi. Jika warna hijau larutan berubah menjadi kuning berarti + bahan uji mengandung Malachite Green.

Ambil cairan uji masukkan dalam botol uji atau tabung reaksi sebanyak 1 ml.

Tambahkan 4 tetes Reagent B dan amati perubahan warna yang terjadi. Jika warna hijau larutan berubah menjadi tidak berwarna berarti bahan uji + mengandung Malachite Green.

d. Reagent Test Kit (Alat Uji Cepat) Methanyl Yellow

Methil Yellow merupakan zat pewarna sintetis yang seharusnya difungsikan untuk pewarna tekstil, biasanya dijumpai dalam kerupuk, tahu, mie, pisang goreng, ubi goreng, dan penganan jajanan lainnya yang berwarna kuning. Fungsi : Untuk mengukur kandungan methanil yellow / pewarna tekstil di dalam makanan dan minuman

Cara Penggunaannya sangat mudah, bisa dilakukan oleh siapapun tanpa harus paham tata Cara Uji Laboratorium, dan TIDAK membutuhkan bahan kimia lainnya. Siapkan bahan yang akan diuji lalu masukkan ke dalam campuran reagen 1 dan reagen 2. Lalu tunggu dan amati perubahan yang terjadi.

Baca Artikel Lainnya

Penerapan Pembelajaran Etnosains Materi Turunan Hidrokarbon: Rekontruksi Pengetahuan Masyarakat Terhadap Daun Katuk Sebagai Pelancar Asi

Pengertian Etnosains Ethnoscience berasal dari kata ethnos dari bahasa Yunani yang berarti bangsa dan kata scientia dari bahasa Latin yang berarti pengetahuan. Etnosains kurang lebih berarti pengetahuan yang dimiliki oleh

Dari Benda Asing menjadi Mahkota: Proses Pembentukan Mutiara dalam Kerang

Mutiara adalah cincin kerang yang dibentuk oleh lapisan cairan kerang yang mengeras menjadi keras dan berwarna putih atau kekuningan. Proses pembentukan mutiara dalam kerang dapat terjadi secara alami atau dengan

Laporan Praktikum Kimia Organik: Isolasi Senyawa Kimia Organik (Destilasi Uap Daun Minyak Kayu Putih)

Tujuan 1. Menunjukkan kemahiran dalam melakukan proses isolasi dengan destilasi sederhana. 2. Mendapatkan fraksi hasil destilasi daun daun minyak kayu putih Landasan Teori Kandungan yang terdapat dalam daun kayu putih

Laporan Praktikum Kimia Fisika: Isoterm Adsorpsi

Tujuan Menentukan isoterm adsorpsi menurut freundlich bagi proses asam asetat pada arang   Landasan Teori Adsorpsi adalah proses perubahan konsentrasi yang terjadi pada batas permukaan dari dua fasa atau proses

Alkohol: Jenis, Sifat, dan Penggunaannya dalam Industri Farmasi

Alkohol: Jenis, Sifat, dan Penggunaannya dalam Industri Farmasi Alkohol adalah suatu kelompok senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon. Jenis alkohol dapat diklasifikasikan ke dalam

Mengatasi Krisis Polusi Udara di Jakarta

Polusi udara telah menjadi masalah mendesak di DKI Jakarta, dengan kualitas udara yang semakin memburuk. Tantangan ini memerlukan upaya kolektif dan tindakan terpadu untuk melindungi kesehatan warga serta memastikan keberlanjutan