Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan dan penyimpanan
Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah
- Mempertahankan atau memperbaiki nilai gizi makanan. Contohnya: tambahan vitamin, iodin, zat besi, asam amino
- Mempertahankan kesegaran bahan, terutama untuk menghambat kerusakan bahan oleh mikroorganisme (jamur, bakteri, dan khamir). Bahan pengawet yang ditambahkan dengan tujuan umtuk mempertahankan kersegaran warna maupun aroma. Misalnya: natrium nitrit (dapat mematikan bakteri, mempertahankan warna daging, antioksidan, mencegah ketengikan dangan vitamin C dsb).
- Membantu mempermudah pengolahan dan persiapan
- Membantu memperbaiki kenampakan atau aroma makanan. Misalnya pewarna makanan (alamiah maupun buatan) dan aroma.
Metode Analisis Pemanis Buatan Secara Umum
Analisis pemanis sintetis pada bahan pangan melibatkan langkah-langkah berikut:
- Pengumpulan sampel: Sampel bahan pangan yang mengandung pemanis sintetis harus dikumpulkan secara representatif. Sampel tersebut dapat berupa bahan pangan mentah atau bahan pangan yang telah diproses, seperti minuman, makanan ringan, atau produk olahan lainnya.
- Persiapan sampel: Sampel bahan pangan perlu dipersiapkan sebelum dianalisis. Persiapan sampel bisa melibatkan penggilingan, penghancuran, atau ekstraksi, tergantung pada jenis bahan pangan dan metode analisis yang akan digunakan.
- Ekstraksi: Langkah ekstraksi mungkin diperlukan untuk mengisolasi pemanis sintetis dari matriks bahan pangan. Metode ekstraksi yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada jenis pemanis sintetis yang ingin dianalisis dan jenis bahan pangan yang digunakan.
- Identifikasi pemanis sintetis: Setelah sampel telah dipersiapkan dan diekstraksi, langkah berikutnya adalah identifikasi pemanis sintetis. Metode analisis yang umum digunakan melibatkan teknik kromatografi, seperti kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC), atau kromatografi gas (GC). Pemanis sintetis dapat diidentifikasi berdasarkan waktu retensi, pola elusi, atau karakteristik spektrum puncak pada hasil analisis.
- Standar Kalibrasi: Sebuah standar kalibrasi harus dipersiapkan untuk analisis kuantitatif yaitu menghitung konsentrasi pemanis sintetis dalam sampel bahan pangan. Standar kalibrasi adalah larutan yang mengandung konsentrasi yang diketahui dari pemanis sintetis, dan digunakan untuk membangun kurva kalibrasi yang digunakan untuk menghitung konsentrasi pemanis sintetis dalam sampel.
- Interpretasi Hasil: Hasil analisis dapat diinterpretasi untuk menghitung konsentrasi pemanis sintetis dalam sampel bahan pangan.
Analisis Pemanis Buatan Sakarin
Analisis sakarin pada bahan pangan dengan uji warna (qualitative test) dapat dilakukan dengan metode berikut:
A. Persiapan sampel
Sampel bahan pangan yang mengandung sakarin harus dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan sampel dapat melibatkan penggilingan atau penghancuran sampel, tergantung pada bentuk dan jenis bahan pangan yang digunakan.
B. Ekstraksi
Langkah ekstraksi mungkin diperlukan untuk mengisolasi sakarin dari matriks bahan pangan. Metode ekstraksi yang digunakan tergantung pada jenis bahan pangan dan metode analisis yang akan dilakukan. Contohnya, sakarin dapat diekstraksi menggunakan pelarut organik, seperti air atau pelarut aseton.
C. Uji warna
Uji warna merupakan metode analisis kualitatif yang melibatkan penggunaan zat pereaksi tertentu yang dapat berinteraksi dengan sakarin dan menghasilkan perubahan warna atau perubahan karakteristik lainnya. Ada beberapa metode uji warna yang dapat digunakan untuk analisis sakarin pada bahan pangan, di antaranya:
- Uji Marquis: Uji Marquis menggunakan reagen Marquis, yang terdiri dari asam sulfat pekat dan asam nitrat. Sampel yang mengandung sakarin akan menghasilkan perubahan warna menjadi coklat pada kontak dengan reagen Marquis.
- Uji Fehling: Uji Fehling menggunakan reagen Fehling, yang terdiri dari larutan Fehling A (sulfat tembaga) dan Fehling B (larutan alkali). Sakarin akan menghasilkan endapan merah bata pada kontak dengan reagen Fehling.
- Uji Millon: Uji Millon menggunakan reagen Millon, yang terdiri dari larutan asam nitrat merah Millon. Sakarin akan menghasilkan perubahan warna menjadi merah pada kontak dengan reagen Millon.
Analisis Pemanis Buatan Siklamat
Siklamat dalam jus buah, minuman, dalapada tablet dapat ditentukan dengan metode volumetric dan kromatograsi gas cair.
Penentuan asam siklamat secara kualitatif dengan uji warna. Sampel sebanyak 100 ml ditambah 2 gram BaCl2, lalu didiamkan. Setelah terjadi endapan kemudian saring. Asamkan dewngan 10 ml HCL dan tambahkan0,2 gram NaNO2 10 %. Adanya endapan berwarna putih menunjukkan adanya siklamat.
Penentuan siklamat secara kuantitatif. Tambahkan 10 ml HCl, 10 ml larutan BaCl2 10 %. Aduk dan diamkan sleama 30 menit, jika terbentuk endapan disaring dan dicuci dengan air. Tambhakan 110 ml NaNo2 10 % ke dalam filtrat, aduk dna panaskan di atas penangas air selama 2 jam. Untuk menghindari penguapan, selama pemanasan harus ditutup. Simpan di tempat yang hangat selama semalam. Endapan yang terjadi, disaring, dicuci dan dikeringkan di atas asbes. Panaskan di atas api 10 menit. Pijarkan dan dinginkan dalam eksikator lalu ditimbang.